Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/35

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

17

Bahasa Adat, yang ditemukan pada pertemuan atau musyawarah para penghulu, baik pada situasi kenduri perkawinan, mendirikan penghulu, dan keramaian formal lainnya; kekhasan ragam ini ditandai dengan keteraturan pilihan kata yang bernilai kesusastraan; (3) Ragam Bahasa Parewa, yang ditemukan pada pembicaraan-pembicaraan informal, guyonan, ejekan di warung-warung kopi, pos-pos ronda, gubuk-gubuk di sawah terutama ketika panen, dan tapian mandi pada wanita; kekhasan ragam bahasa ini ditandai munculnya kosa kata kerbau pomo dan kasar; dan (4) Ragam Bahasa Biasa yang ditemukan dalam percakapan sehari-hari.

Sebagaimana lazimnya setiap bahasa yang mempunyai ragam bahasa jika ditinjau dari sudut pergaulannya dan profesinya, maka dalam bahasa Minangkabau pun ditemukan pula ragam bahasa yang mempunyai kekhasan dalam pemilihan kosa kata dan ungkapan, seperti ragam bahasa nelayan, petani, pedagang, tukang, pamong praja, guru, seniman, dan lain-lain. Memang bagi yang tidak cermat mengamati bahasa Minangkabau, kekhasan itu tidak segera ditemukan. Namun, sering pula dua orang yang baru kenal akan mengenal profesi lawan bicaranya setelah mengamati bahasa yang digunakannya, sebagaimana juga orang akan mengenali daerah asal si penutur bicaranya.

Bahasa Minangkabau sebagaimana bahasa lainnya membedakan juga adanya ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan, walaupun ragam bahasa tulisan terbatas pada ragam bahasa susastra "kaba" saja. Begitu juga dengan ragam bahasa Minangkabau akibat percampuran dengan bahasa-bahasa lain akibat pergaulan para penutumya ataupun pendidikannya.

2.3 Dialek Standar dan Bahasa Minangkabau Umum

Dari enam belas dialek bahasa Minangkabau sebagaimana dikemukakan di atas, secara teoritis salah satu di antaranya merupakan dialek standar. Dialek standar mempunyai ciri-ciri bila dua orang penutur yang berasal dialek yang berbeda akan menggunakan salah satu dialek yang ada. Faktor yang mendorong menggunakan salah satu dialek itu, antara lain untuk menghilangkan hambatan psikologis, kekakuan komunikasi, dan untuk menghilangkan salah satu pengertian. Oleh sebab itu dialek standar berfungsi sebagai penengah di antara dialek-dialek yang ada dalam suatu bahasa.