Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/34

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

16

penekanannya dalam bidang fonetis dan leksikal. Dari penelitian tersebut untuk sementara telah disimpulkan adanya beberapa dialek bahasa Minangkabau, yakni: (1) Dialek Pancung Soal, di bagian selatan Kabupaten Pesisir Selatan, (2) Dialek Kubung Tigo Baleh, di Kabupaten Solok, Kota Madya Padang, dan bagian utara Kebupaten Pesisir Selatan, (3) Dialek Pariaman, di Kabupaten Padang Pariaman dan bagian barat Kabupaten Agam, (4) Dialek Pasaman, di bagian barat dan selatan Kabupaten Pasaman, (5) Dialek Mapat Tunggul, di bagian timur Kabupaten Pasaman, (6) Dialek Rao-Talu, di bagian utara Kabupaten Pasaman, (7) Dialek Sinurut, di bagian utara dan barat Kabupaten Pasaman. Penelitian belum dilakukan terhadap daerah pemukiman asli di Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Namun untuk sementara dialek bahasa Minangkabau dapat ditambahkan, menjadi (8) Kelompok Dialek Tanah Datar, (9) Kelompok Dialek Agam, dan (10) Kelompok Dialek lima puluh Kota. Jika ditambahkan dengan di luar Sumatera Barat dewasa ini yang dipercayai masyarakat Minangkabau tempat berdiam suku bangsa Minangkabau, maka dialek bahasa Minangkabau itu setidak-tidaknya menjadi (11) Dialek Muko-muko, di bagian utara Provinsi Bengkulu, (12) Dialek Kerinci-Jambi, di bagian utara dan barat Provinsi Jambi, (13) Dialek Kampar, di Provinsi Riau, (14) Dialek Natal, di sepanjang pantai barat Provinsi Sumatera Utara, (15) Dialek Tapak Tuan, di sepanjang pantai barat Provinsi Aceh, dan (16) Dialck Negeri Sembilan, di Malaysia,

Ragam bahasa Minangkabau jika ditilik dari patokan pendidikan formal para penuturnya, boleh dikatakan tidak ada perbedaan ragamnya. Hai ini disebabkan bahasa Minangkabau tidak digunakan sebagai sarana pendidikan, berbeda halnya dengan bahasa Indonesia yang memungkinkan timbulnya ragam bahasa disebabkan tingkat pendidikan formal para penuturnya.

Dalam hal ragam bahasa menurut sikap penutur yang biasanya disebut dengan langgam atau gaya, dapat dibedakan berdasarkan patokan status, kedudukan, dan situasi penggunaan bahasa. Dari sudut ini dikenal beberapa ragam bahasa Minangkabau, seperti: (1) Ragam Bahasa Surau, yang ditemukan dalam wirid-wirid pengajian agama Islam di Mesjid, Surau, dan Madrasah: kekhasan ragam ini ditandai dengan struktur kalimat dan kosa kata pengaruh bahasa Arab: (2) Ragam