Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/33

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

15

Indonesia. Penutur bahasa Minangkabau berada di seluruh pelosok tanah air, bersamaan dengan tempat tinggal para perantau suku bangsa Minangkabau. Tingkat migrasi suku bangsa Minangkabau merupakan yang tertinggi dari seluruh suku bangsa di Indonesia, bahkan ada parneo yang mengatakan bahwa “di setiap keramaian ada warung nasi padang” dan “di sekitar warung nasi padang, banyak orang Padang”.

Peranan bahasa Minangkabau sebagai sarana ilmu, susastra dan uangkapan budaya lainnya, memang terbatas di ruang lingkup kebudayaan dan adat-istiadat Minangkabau saja. Namun, jika dipertimbangkan banyaknya sastrawan-sastrawan Indonesia berasal dari suku bangsa Minangkabau, terutama pada masa-masa awal pertumbuhannya maka memungkinkan pula banyaknya pengaruh bahasa Minangkabau terhadap pertumbuhan bahasa Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah yang terpenting di samping Indonesia.

2.2 Ragam Bahasa Minangkabau

Dalam rangka pengenalan ragam bahasa dapat dikenali melalui golongan penutur bahasa dan ragam menurut jenis pemakaian bahasa. Ragam yang ditinjau dari sudut pandangan penutur dapat diperinci menurut patokan (1) daerah, (2) pendidikan, dan (3) sikap penutur. Adapun ragam bahasa menurut jenis pemakainnya dapat diperinci menjadi: (1) ragam dari sudut pandangan bidang atau pokok persoalan, (2) ragam menurut sasarannya: dan (3) ragam yang mengalami Gangguan pencampuran.

Secara tradisional, masyarakat Minangkabau membedakan wilayahnya menjadi darek (darat) sebagai daerah pemukiman tertua Suku bangsa Minangkabau, dan daerah rantau sebagai dacrah pemukiman baru. Daerah datar terdiri atas tiga luhak (wilayah), yaitu Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, dan Luhak Lima Puluh Kota. adapun dacrah rantau adalah daerah-daerah pesisir pantai barat dan timur Sumatera. Berdasarkan pembagian wilayah tersebut, secara tradisional bahasa Minangkabau dikelompokkan pula menjadi empat macam dialek, yakni: (1) Dialek Tanah Datar, (2) Dialek Agam, (3) Dialek Lima Puluh Kota, dan (4) Dialek Pesisir.

Sejak tahun 1979 telah dilakukan beberapa penelitian yang menitikberatkan pada objek dialektologi georafis secara sinkronis dengan