Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/223

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

203

(163) (Alah) sudah urang tu baretong (barundiang) baru datang basamo-samo ka rumah marapulai.
'(Setelah) selesai orang itu berungding, baru datang bersama-sama ke rumah mempelai laki-laki.

Dalam kalimat (162) S bersifat manasuka. Biasanya sifat manasuka itu hanya untuk orang kedua dan merupakan perintah.

5.2.3.5.3 Hubungan Pemilihan

Hubungan pemilihan menyatakan peristiwa, keadaan, atau perbuatan yang terjadi pada salah satu dari yang tersebut pada klausa-klausa yang ada di dalam suatu kalimat luas. Misalnya:

(164) Piliah di ang. Waang pai manggaro buruang atau pai mancari kayu.
'Pilihtah olehmu. Kamu pergi menghalau burung atau pergi mencari kayu'.
(165) Anak sikola tu aruih pai atau malunasi seo rumah nan tigo bulan na alun dibaianyo.
'Anak sekolah itu harus pergi atau melunasi sewa rumah yang tiga bulan yang belum dibayarnya'.

selain atau, masih ada lagi kata penghubung bia ... atau ... 'baik ...maupun ...'. Misalnya:

(166) Bia mangaji atau sikolah indak ambo izinkan waang do.
'Baik mengaji maupun sekolah tidak saya izinkan kamu'.
(167) Bia si Roih atau si Manan indak buliah mangaca-mangaca arato ambo do.
'Biar si Ros atau si Manan tidak boleh mengganggu-ganggu harta saya'.

5.2.3.5.4 Hubungan perlawanan

Hubungan perlawanan terdapat dalam kalimat luas yang klausanya yang satu menyatakan hal yang berlawanan dengan apa yang dinyatakan di dalam klausa yang lain. Hubungan ini dinyatakan dengan kata penghubung tapi 'tetapi', cuma 'cuma', malainkan 'melainkan', sadangkan 'sedangkan', padohal 'padahal', dan sabaliaknyo 'sebaliknya'. Misalnya:

(168) Utaknyo santiang tapi inyo pantang karandahan.
'Otaknya bagus, tetapi dia pantang kerendahan'.