Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/222

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

202

(157) Mamak-mamak dari pihak anak daro ka datang beko malam sarato manjampuik marapulai.
'Mamak-mamak dari pihak mempelai perempuan akan datang nanti malam serta menjemput mempelai laki-laki'.

5.2.3.5.2 Hubungan Perturutan

Di dalam kalimat luas yang mengandung makna perturutan ini terdapat peristiwa, keadaan, atau perbuatan yang berturui-turut. Hubungan itu ditandai dengan kata penghubung sudah tu sesudah itu' dan kamudian "kemudian'. Kata penghubung yang pertama dipakai untuk komunikasi kurang formal sedangkan yang kedua untuk bahasa yang formal seperti bahasa tulis dan pidato. Misalnya:

(158) Pak Presiden istirahat sabanta di Taman Bung Hatta Ladang Padi, sudah tu barangkek ka Bangkulu jo helikopter.
'Bapak Presiden istirahat sebentar di Taman Bung Hatta Ladang Padi, sesudah itu berangkat ke Bengkulu dengan helikopter'.
(159) Anak daro jo marapulai didandani daulu di kamarnyo, sudah tu dipasandiangan di palaminan.
'Mempelai perempuan dengan mempelai laki-laki didandani dahulu di kamarnya, sesudah itu dipersandingkan di pelaminan.
(160) Samulo Nabi Muhammad Israg dari Masjidil Haram ka Masjidil Aqsa, kamudian baliau Mikraj ka langik nan katujuah.
'Mula-mula Nabi Muhammad Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian beliau Mikraj ke langit yang ketujuh".
(161) Sasudah babarapo saat Nabi bajalan dari Makah ka nagari Syam, kamudian datanglah satumpuak awan mamayuangi baliau
"Sesudah beberapa saat Nabi berjalan dari Mekah ke negeri Syam, kemudian datanglah setumpuk awan memayungi beliau'.

Di samping kedua kata penghubung tersebut ada lagi kata penghubung lain, yaitu (alah) sudah ... baru “selesai ... baru ... ". Misalnya:

(162) (Alah) sudah mandi, baru makan.
(Setelah) selesai mandi, baru makan'.