Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/215

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

195

Kalimat (114) terdiri atas satu klausa; karena itu, disebut kalimat sederhana. Kalimat (115) terdiri atas dua klausa, yakni klausa kabun tu laweh dan kabun tu indak batanam, sehingga disebut kalimat luas.

5.2.3.4 Hubungan Gramatikal antara Klausa yang Satu dengan Klausa yang Lain dalam Kalimat Luas

Dalam bagian ini akan dibicarakan hubungan klausa yang satu dengan klausa yang lain, misalnya klausa yang satu merupakan O dari klausa yang lain. Perhatikan kalimat berikut.

(116) Ambo picayo baso inyo mandapek durian runtuh.
'Saya percaya bahwa dia mendapat durian runtuh'.

Kalimat (116) terdiri atas klausa ambo picayo dan inyo mandapek durian runtuh. Sebenarnya klausa inyo mandapek durian runtuh adalah O dari picayo sehingga kalimat (itu) dapat dibuat menjadi

(117) Ambo picayo tu.
'Saya percaya itu'.

Itu dalam kalimat (117) adalah pengganti klausa yang berfungsi sebagai O dari picayo. Dengan kata lain, klausa yang satu merupakan bagian dari klausa yang lain dalam bentuk O.

Jika kita bandingkan pula kalimat (118) dengan kalimat (119) berikut ini, maka kita akan melihat bahwa dalam kalimat (118), satu klausa merupakan bagian dari klausa lain, sedang di dalam kalimat (119) kedua klausa masing-masing berdiri sendiri.

(118) Wakatu inyo mamikek tadanga deknyo balam tigo gayo.
'Waktu dia memikat, terdengar olehnya balam tiga gayo'.
(119) Balam tu rancak, tapi indak pandai manggayo.
'Balam itu bagus, tetapi tidak pandai manggayo'.

Di dalam kalimat (118), klausa wakatu inyo mamikek merupakan bagian (ket. waktu) dari klausa tadanga deknyo balam tigo gayo. Ini dapat dijelaskan dengan mengganti klausa wakatu inyo mamikek dengan ket. waktu yang lain; misalnya, kapatang.

(120) Kapalang tadanga deknyo balam tigo gayo.
'Kemarin terdengar olehnya balam tiga gayo'.