Halaman:Tao Teh King.pdf/78

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

XIV.

MEMOEDJI SIFAT SAMAR.

 1. IE. Oleh mata ia tida terliat, maka dibilang tida mempoenjai warna.
 2. HI. Oleh koeping tida bisa terdenger, maka dibilang tida mempoenjai soeara.
 3. WI. Oleh tangan tida bisa dirabah, maka dibilang tida mempoenjai woedjoet kasar.
 4. Ini tiga sifat, jang tida bisa diloekisken dan dimengarti, boleh dipandang sabagi persatoean dari I H W, Tao.
 5. Di atas ia tida bergoemilang, di bawah ia tida soerem.
 6. Ia bekerdja tida brentinja, tapi toch tida bisa dibriken nama.
 7. Ia kaloear, tapi balik kombali ka dalem dirinja sendiri jang meroepaken kakosongan.
 8. Inilah ada Roepa dari jang Tida Beroepa, Woedjoet dari jang Tida Kaliatan, jang selaloe melinjap dan tida bisa ditentoeken sifatnja, hingga mendjadi satoe resia jang tida bisa didjadjakin.
 9. Pergi di depannja, iapoenja moeka tida bisa kaliatan ; mengikoeti dari blakangnja, ia poenja blakang tida bisa dikentarain.
 10. Tapi toch kapan orang bisa atoer kahidoepannja dengen mengikoeti sapandjang itoe pengataoean koeno dari Tao, itoelah tandanja ia soedah dapetken djalanan jang bener.

 Ini satoe fatsal dari Tao Teh King ada paling menarik perhatian achli-achli philosofie Barat hingga mendjadi bahan peroendingan jang tida abisnja, boekan sadja lantaran teritoeng satoe dari fatsal-fatsal jang paling roewet dan samar, tapi djoega kerna adanja itoe

62