Halaman:Tao Teh King.pdf/43

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

MEMBIKIN TENTREMNJA RAHAJAT.


agama jang besar ada dioendjoek, aken mentjari kaslametan manoesia haroes koerangken atawa tindes sama sekalih segala kainginannja. Tapi ada amat soeker bagi manoesia jang soedah terlibat oleh segala barang doenia, lepasken diri soepaja terbebas sama sekalih dari itoe tali-tali pengiket. Tapi Lao Tze poenja peladjaran boekan tjoemah menjoeroe orang lepasken kainginan jang soedah toemboe dalem hatinja dan berakar dalem, hanja hendak singkirken itoe bibit-bibit soepaja tida dapet kasempetan aken toemboe : manoesia haroes didjaga soepaja hatinja tinggal kosong, terdjaoe dari segala kainginan jang sia-sia. Tindakan jang pertama aken sampeken ini toedjoean, jaitoe menjegah orang-orang pande dan pinter soepaja djangan siarken pengataoeannja pada orang banjak. (Ajat 4).

Aken djalanken ini haloean, satoe Radja Nabi haroes mengambil sikep „tida berboeat," jaitoe tida menggretjok aken kasih oendjoek kapandean dan kakwasa'annja. Soedah tjoekoep djikaloe ia memerentah dengen toeladan, dengen kasih liat iapoenja kabedjikan sapenoeh-penoehnja pada iapoenja rahajat. Apa djoega jang ia lakoeken, tida sedikit poen ada melengket kapentingan oentoek dirinja sendiri, dan dengen begitoe rahajat djadi taro indah dan masing-masing djalanken kawadjibannja zonder diprentah lagi. (Ajat 5). Katerangan lebih djaoe dari Lao Tze poenja peladjaran „tida-berboeat" (wu-wei) aken ditoetoerken dalem laen fatsal, sebab oedjar dari ini ajat ada terlaloe ringkes.

27