Halaman:Tao Teh King.pdf/214

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

XLVII.

MEMANDANG KA LOEAR.

  1. Satoe orang bisa kenal doenia zonder meninggalken iapoenja roemah.
  2. Dari djendelanja ia bisa liat kabesarannja Tao.
  3. Semingkin djaoe orang berdjalan, semingkin sedikit iapoenja pengataoean.
  4. Maka saorang boediman bisa taoe zonder djalan mengider, kenalin benda-benda zonder meliat, dan lakoeken segala apa zonder bekerdja.

Boeat bisa mengarti ini oedjar-oedjar jang gelap dan kaliatannja tida masoek di akal biarlah orang djangan loepaken pada apa jang soedah diterangken doeloean, bahoea siapa soedah mengenal Tao, jaitoe bersatoe pada jang Maha Tinggi, ia poen terbebas dari perwatesan jang bikin manoesia berada dalem katjoepetan dan serba kakoerangan. Seperti djoega Buddha jang, sasoedahnja dapet Penerangan, telah ber­satoe dan hidoep di dalem Dharma hingga se­gala pengataoean djadi terboeka dengen tida bi­sa kliroe lagi, begitoe poen barang siapa mengenal Tao nanti bisa kenal dan taoe samoea, maski djoega ia tida kaloear dari dalem roemahnja. (Ajat 1,2).

Pengartian batin di doenia selaloe berwates, kerna tjoemah bergoena boeat dipake dalem sa­toe djeman, antara satoe bangsa atawa kaoem, dan sengadja disediaken oentoek sasoeatoe negri jang ka'ada'annja berlaenan. Maka semingkin banjak orang menjelidiki ka kanan-kiri aken fahamken roepa-roepa pengataoean jang soeker dan

198