Halaman:Tao Teh King.pdf/199

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

PEROEBAHAN DARI TAO.


djadi satoe, adalah itoe „Hawa Napas" jang aloes dan kosong, dan inilah ada katerangan penting sekalih, sebab ada tjotjok deiigen philosofie dari bebrapa agama jang terlampak di seloeroeh doenia. Oepamanja dalem agama Hindoe ada dibilang balioea ini doenia ada ditjipta oleh Brahma. Itoe perkata'an Brahma ada terambil dari perkata'an brih jang berarti „mendjalar," dari mana ada atsalnja perkata'an Inggris „to breathe" jang berärti menapas. Begitoe poen perkata'an Jahoedi bra (penjipta'an) tida bisa disangsiken ada berätsal dari Sanskrit brih, hal mana menoendjoekken adanja itoe katjotjokan bahoea Brahma, jang djadi penjipta segala apa, ada beroepa „Hawa Napas" dari alam. (Ajat 1-4).

Radja-radja boediman di djeman koeno biasa seboet dirinja sabagi „anak piatoe", „teräsing sendirian" dan „kreta zonder roda," aken meloekisken dirinja poenja karendahan dan tida berdaja. Inilah ada dari sebab dengen berlakoe rendah orang bisa naek ka tempat tinggi, sedeng siapa agoengin dirinja berbalik dipandang rendah, lantaran adanja itoe wet jang mengimbangin, hingga siapa maoe meninggiken diri nanti djatoh ka bawah dan jang berdiam di bawah dikasih naek ka atas. Begitoe poen segala apa di doe­nia djadi bertambah lantaran dikoerangin, dan djadi koerang lantaran ditambahin. Ini soeal soedah dibitjaraken pandjang-lebar dalem com­mentaar dari fatsal XXXVI hingga tida perloe diroendingken lebih djaoe. (Ajat 5-6).

Boeat mengadjar manoesia tida perloe orang moesti tjari pengataoean jang terlaloe berat dan roewet, hanja tilik sadja kadjadian sahari-hari, dimana bisa didapet tjoekoep tjonto-tjonto jang boleh dipake mengadjar lagi pada orang banjak.

183