Halaman:Tao Teh King.pdf/194

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

TAO TEH KING.


dilakoeken diam-diam dengen tida kataoean sekalih poen oleh fiiiak jang ditoeioeng, dan tida harep pemberian frima kasih atawa kapoedjian, inilah oleh kabanjakan orang-orang jang „dermawan“ dipandang aneh dan gêndêng ! (Ajat 12).

Kahidoepan manoesia, dari terlahir sampe mati, ada terdiri dari satoe roentoenan perobahan, dan kamadjoean dari batin manoesia poen begitoe djoega : bergeraknja perlahan sekalih, hing­ ga moesti meliwatin bebrapa raloes incarnatie sabelonnja bisa sampe pada katentreman kekel. Inilah boekan lantaran itoe djalanan memang djaoe dan soesah, hanja kerna manoesia tida poenja katetepan dan kakerasan hati boeatlakoeken perobahan tandes pada batinnja, hanja lebih soeka membetoelin serba-sedikit jang kepalangtanggoeng dan djaoe dari sampoerna, hingga sabentar-bentar moesti dirobah dan diperbaeki lagi. Tetapi kapan orang persafoeken dirinja pada Tao, dengen satoe kalih lakoekcn perobahan ia nanti sampe ka poentjak paling tinggi jang membikin ia tida perloe adaken perobahan apaapa lagi, kerna ia soedah bersatoe pada apa jang paling kekel. (Ajat 13).

Djikaloe ada lapangan pesegi jang tida bisa ditaksir pandjang lebarnja, atawa tempajan jang boeletannja tida kena dioekoer, inilah tentoe ada melebihi dari segala apa jang manoesia perna menampak dalem doenia; dan djoestroe demi­kianlah ada sifat dari Tao jang terbesar sendiri.(Ajat 14-15).

Soeara goentoer jang paling heibat tjoemah bisa menoeroenken oedjan di satoe daerah sadja, sedeng perideran moesim jang bekerdja diam-diam menetepken toeroennja oedjan, datengnja.

178