Halaman:Tao Teh King.pdf/164

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

XXXVI.

PERSETOEDJOEAN JANG TERSEMBOENI.

  1. Kapan Natuur hendak mengoerangken soeatoe barang, pastilah terlebih doeloe ia tambahken hingga semingkin banjak.
  2. Kapan hendah melemahken, pastilah terlebih doeloe dibikin koeat.
  3. Kapan hendak mendjatohken, pastilah terlebih doeloe diangkat ka tinggi.
  4. Kapan hendak mengambil, pastilah terlebih doeloe mengasih.
  5. Inilah ada apa jang dinamain persetoedjoean jang tersemboeni.
  6. Sabagi djoega ikan tida moesti dikaloearken dari dalem aer, begitoe poen atoeran memerentah negri tida haroes dikasih liat kapada rahajat.

Kombali disini ada satoe fatsal jang penoeh paradox atawa pikiran-pikiran jang bertentangan dengen anggepan oemoem, dan kaliatannja sanget botjingli atawa tida masoek di akal, hingga tida heran kaloe Lao Tze sendiri, dalem fatsal XLI, soedah bilang lebih doeloe, „Kapan saorang bodo mendenger katerangan tentang Tao, ia nanti tertawa besar."

Aken tetapi barang siapa soedah kenal baek sifatnja natuur dan djalannja penghidoepan di doenia, pastilah ia aken dapet liat dalem ini oedjar-oedjar jang gandjil dan bertentangan, ada tersemboeni satoe kabeneran besar jang tjoemah bisa dimengarti oleh achli-achli pemikir jang berpengataoean tinggi. Itoe kabeneran ada ber-

148