Halaman:Tao Teh King.pdf/159

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

MENGENAL DIRI SENDIRI.


Siapa terlahir moesti mati. Inilah ada wetnja natuur atawa kahidoepan poenja Tao jang tida bisa dilawan. Tapi orang bisa mati zonder djadi moesna, jaitoe kapan ia soedah bisa persatoeken diri dengen itoe Tao jang melipoeti seloeroeh alam, dari mana segala machloek dan benda telah moentjoel, dan ka mana segala apa aken kombali poelah. Dan lantaran Tao tida bisa moesna — tida ada permoela'an dan tida ada pengabisannja — maka siapa bersatoe pada Tao ialah aken dapetken kahidoepan jang kekel boeat selama-lamanja. Tjoemah orang jang pisahken diri, jang anggep dirinja berbeda dari laen-laen orang, aken alamken kamatian dan kamoesnaan — jang termoesna ada iapoenja sifat kouwkati, serakah dan tabeat asingin diri, jang semoea ada bertentangan dengen Tao, Ia aken tanggoeng sangsara teroes-meneroes sampe ia tersedar atas adanja itoe persatoean di dalem Tao dan lepasken itoe anggepan njasar aken hidoep terpisah. (Ajat 6).

Tao Teh King (page 159 crop)
Tao Teh King (page 159 crop)

143