Halaman:Sultan Thaha Syaifuddin.pdf/86

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Karena jalan dipenuhi dengan rintangan berupa batang-batang pohon besar yang ditebang, sehingga sukar dilalui, maka pasukan diperintahkan membelok ke kanan, dan tidak lama kemudian mereka menjumpai jalan setapak yang menuju ke suatu lapangan yang dinamakan "Pangkalan Beringin" yang terletak di tepi kiri sungai Singkut. Sebelah hilir, tidak jauh dari tempat itu diperkirakan fihak Belanda terdapat tempat-tempat yang diperkuat, dan di jalan ke Pondok Benteng dipergunakan musuh untuk mengundurkan diri.

Semua pasukan kecuali 1 peleton menyeberangi sungai Singkut, yang 1 peleton itu diperintahkan kembali ke Pangkalan Beringin untuk membangun pos di sana. Pasukan induk mengikuti jalan setapak dari Pangkalan Beringin menyusuri tepian kiri sungai Singkut menuju tempat pertahanan musuh yang terletak di jalan Surolangun Rawas ke Tigo Dusun. Pada pukul 1.45 barisan depan melihat pertahanan musuh yang langsung menembaki mereka, dan tembakan itu segera mereka balas pula. Selama bergerak menuju tempat pertahanan musuh itu, barisan depan menembak mati seorang musuh.

Setelah melakukan penyelidikan komandan kolone berkesimpulan bahwa sebagian besar dari laporan yang disampaikan mata-mata sebelumnya adalah benar. Bangunan pertahanan musuh sebelah kiri tidak kelihatan, karena antara bangunan pertahanan itu dengan sungai Singkut tertutup oleh gudang-gudang. Dari tempat pertahanan musuh yang dibangun di tengah jalan dilepaskan tembakan yang gencar. Fihak Relanda memperkirakan bahwa kekuatan persenjataan musuh di sana lebih kurang 75 pucuk senapan, di antaranya terdapat senapan repertir. Juga di lapangan timur yang tertutup sekali-kali terdengar tembakan dari sebelah kiri tetapi musuh tidak kelihatan. Komandan kolone memutuskan untuk tidak menyerang musuh apabila tidak terpaksa. Ia lebih dahulu ingin memaksa musuh meninggalkan pertahanannya di Singkut dengan gerakan mengancam jalan yang akan dipergunakan musuh untuk mundur (16, p.40).

Karena kuatnya benteng pertahanan musuh dan sangat sulitnya untuk didekati, karena letaknya di tengah-tengah lapangan terbuka dalam hutan yang telah ditebang, maka komandan kolone tidak berani mencoba untuk menyerang pertahanan

81