Halaman:Sultan Thaha Syaifuddin.pdf/85

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pada tanggal 22 Agustus 1901 berangkatlah pasukan bersama-sama dengan orang-orang hukuman untuk menebangi pohon-pohon di lapangan sepanjang jalan baru yang akan dilalui, agar lebih terbuka. Pekerjaan ini dilanjutkan pada hari berikutnya, yaitu tanggal 23 Agustus. Pada hari itu seorang fuselier Guru tembak) Ambon meninggal karena penyakit kolera. Pada hari berikutnya 2 orang fuselier lagi juga meninggal akibat penyakit itu.

Meskipun pemberantasan penyakit kolera itu telah dilakukan, namun korban masih tetap berjatuhan. Karena itu berdasarkan nasehat dari dinas kesehatan, komandan militer pada tanggal 25 Agustus 1901 telah memutuskan untuk sesegera mungkin bergerak ke Surolangun dan tidak kembali lagi ke Surolangun sarang kolera itu.

Pada tanggal 27 Agustus 1901 pasukan Belanda di bawah pimpinan Overste Christan mulai bergerak meninggalkan Surolangun menuju ke Singkut. Susunan pasukan tersebut adalah sebagai berikut:

Barisan Depan:

  1. Setengah kompi Batalyon Garnisun
  2. Satu seksi pasukan seni

Pasukan Induk:

  1. Komandan Kolone (gerakan militer)
  2. Staf
  3. Kompi IV dari Batalyon Infantri ke-II
  4. Tiga perempat kompi ke II

Barisan Belakang:

  1. Seprempat kompi ke-II dari Infantri Batalyon ke-II yang diiringi oleh barang-barang
  2. Barisan kulit, angkut
  3. Pelindung yang terdiri dari: setengah kompi-ke I Infantri Batalyon ke-II (16, p.39).

Catatan fihak Belanda mengenai gerakan pasukan yang dipimpin oleh Overste Christan itu menyatakan sebagai berikut:

Mula-mula pasukan itu bergerak melalui jalan Surolangun-Singkut, tetapi sesudah 2 km. dari sungai Kau dijumpai rintangan dari batang-batang pohon di mana pasukan depan mendapat tembakan-tembakan.

80