Halaman:Sultan Thaha Syaifuddin.pdf/81

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

baru Singkut itu terdiri dari 300 orang (16, p.35). Akibat adanya pengalaman pahit itu, pada tanggal 8 Juli 1901 pihak Belanda mulai menebangi pohon-pohon di kiri kanan jalan baru itu agar mereka lebih aman ketika melaluinya.

Pada tanggal 21 Juli sebuah patroli Belanda yang berkekuatan sama dengan patroli pada tanggal 4 Juli yang bertugas untuk melindungi 400 orang pekerja jalan telah bertempur dengan pasukan rakyat (16, p.35).

Serangan yang berkali-kali dilakukan rakyat terhadap militer Belanda seperti tersebut di atas menunjukkan betapa besar tekad mereka untuk mempertahankan tanah air yang didengung-dengungkan oleh Sultan Thaha Syaifuddin. Akibat serangan rakyat ini banyak pekerja jalan yang menjadi panik, kemudian melarikan diri.

Melihat hebatnya perlawanan rakyat itu residen dan komandan militer merasa perlu untuk menambah kekuatan pasukannya agar aksi-aksi yang mereka lakukan mendapatkan hasil memuaskan. Untuk ini beberapa hari setelah diterima surat keputusan yang mengatur pengiriman pasukan (17 Juli 1901), komandan militer mengirim kawat minta didatangkan 1 kompi pasukan Ambon dari Batalyon kedua yang berada dalam garnisun Magelang. Jalan yang biasa ditempuh ialah melalui Yogyakarta, Bandung ke Batavia (Jakarta), tetapi berhubung berjangkitnya wabah kolera di Batavia, pengirimannya diizinkan melalui Semarang dengan kapal.

Kedatangan kompoi yang diminta itu (Kompoi IV) di Palembang bersamaan dengan datangnya pasukan Zeni di bawah pimpinan Derr yang bertugas di Muara Tembesi dan Kapten Staf Kisjes dengan juru ukur, yaitu tanggal 27 Juli 1901.

Semua pasukan ini dengan dinas kesehatan dan pasukan tambahan untuk kompi Van Delden serta komandan militer yang meliputi 8 perwira, 217 bawahan dan 100 orang hukuman kerja paksa pada malam itu juga diangkut ke Surolangun dengan kapal Alnoor dan Hong Seng Bie.

Menurut rencana kedua kapal tersebut hanya berlayar sampai ke Muara Rupit. Dari Muara Rupit ke Surolangun yang jaraknya 30 km akan ditempuh dengan jalan kaki, sedangkan barang-barang perbekalan akan dipindahkan ke sampan-sampan yang masing-masing dapat memuat 1 atau 2 pikul. Karena

76