Halaman:Sultan Thaha Syaifuddin.pdf/71

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Setelah daerah Muara Tembesi dapat diduduki dengan tenang, maka residen menggariskan tindakan-tindakan kelanjutannya sebagai berikut:

  1. Tugas pemerintah yang pertama-tama ialah memanfaatkan keadaan politik yang baik di daerah Hilir untuk memperluas pengaruh pemerintah di kerajaan Jambi. Hasilnya sangat tergantung kepada kebijaksanaan ambtenar-ambtenar pemerintah di tempat itu yang harus benar-benar mengetahui keadaan yang berlaku di tempat tugasnya. Mereka ini harus sabar, rajin, tekun dan bisa berusaha mengadakan perbaikan-perbaikan yang diharapkan rakyat.
  2. Perlu diingat bahwa hampir seluruh daerah aliran sungai bagian hilir merupakan apanage Pangeran Wirakusuma dan Pangeran Aria Kusuma dan hanya sebagian kecil yang dimiliki kepala-kepala yang lain, termasuk Raden Anom yang sangat gigih menentang pemerintah Belanda.
  3. Kalau ada kesempatan residen akan memerintahkan menangkap Raden Amon itu.
  4. Kalau di daerah hilir tidak diperlukan gerakan militer untuk mematahkan perlawanan rakyat, maka menurut pendapat residen pos-pos di Jambi dan Muara Tembesi perlu sering mengadakan patroli hingga penduduk dan kepala-kepalanya lambat laun akan terbiasa dengan gerakan-gerakan pasukan.
  5. Patroli-patroli semacam itu sedapat mungkin mengikut sertakan orang-orang pamong praja untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk mengetahui keadaan daerah dan apa yang sedang terjadi di resortnya. Hal ini sangat bermanfaat guna memperluas pengetahuan pemerintah tentang daerah itu.
  6. Pada tiap gerakan patroli harus dihindarkan semua yang dapat menyinggung rasa keadilan penduduk dan kepalanya, dan dalam keadaan bagaimana juga tidak dibenarkan merusak harta benda rakyat.
  7. Bagaimana cara mengadakan kontak dengan kepala-kepala dan penduduk daerah pedalaman Muara Tembesi masih harus dicari, dan dari hasil kontaak-kontak itu dapat ditentukan perlu tidaknya dilakukan patroli.

66