Halaman:Sultan Thaha Syaifuddin.pdf/67

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Tembesi menemukan sebuah lapangan yang dinilai strategis, yaitu suatu bukit yang rendah, lebih kurang 15 meter dari tepi sungai dan 500 meter dari muara sungai Tembesi. Meskipun hanya sebagian kecil dari tempat ini yang bebas banjir, namun dianggap strategis, karena hanya dari tempat itu pertemuan sungai-sungai dapat dikuasai.

Sementara itu oleh agen politik diterima berita tentang adanya penyelundupan 100 buah senapan lantak dan adanya senapan M. 95 yang dicuri dari Jambi. Setelah mendengar berita ini komandan militer yang teringat akan berita diselundupkannya 1500 buah senapan repetir tempo hari beranggapan bahwa persenjataan rakyat Jambi sangat baik, meskipun berita tentang persenjataan itu dan pemakaiannya tidak diterimanya. Berita yang masuk sampai tahun 1900 hanya menyatakan bahwa persenjataan rakyat Jambi sangat sedikit dan mutunya juga kurang baik, sebab senapan lantak yang dimiliki rakyat Jambi termasuk model lama.

Mengenai persenjataan rakyat Jambi ini komandan kapal "Ceram" pada bulan Pebruari tahun 1901 menerima keterangan bahwa hanya raja-raja dan kepala-kepala daerah yang mempunyai senapan beaumont dan senapan repetir dalam jumlah kecil, dan di beberapa dusun dijumapi senapan lila. Kecuali itu diketahuinya bahwa rakyat Jambi pandai mempergunakan kelewang dan tombak.

Dalam hubungan ini komandan kapal perang "Ceram" itu menyatakan sebagai berikut, "Memang saya mendapat kesan bahwa di tiap-tiap dusun disimpan banyak senapan, dan kelihatannya hanya kepala-kepala yang mempunyai senapan lantak belakang, orang-ornag kampung tidak ingin memiliki senjata jenis itu, karena memeliharanya tidak mudah. Peluru-peluru untuk senapan beamont dan yang sejenis itu dapat mereka buat sendiri. Mereka juga mempunyai meriam buatan sendiri dan lila yang dapat dilihat di sana-sini di halaman muka rumah kepala-kepala kampung. Di seluruh Jambi tidak nampak adanya tempat-tempat tertentu yang diperkuat (16, p. 20).

Demikianlah kesan komandan kapal perang "Ceram" yang ditugasi untuk melakukan penelitian, tentang persenjataan rakyat Jambi. Pada bulan Pebruari 1901 Konsul Jenderal Belanda di Singapura memberi tahu bahwa ada usaha untuk

62