Halaman:Sultan Thaha Syaifuddin.pdf/58

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tangan) yaitu benar-benar membantu pemerintah Sultan dengan perbuatan sehingga Sultan dapat menertibkan dan memakmurkan Jambi dan dapat bertahan terhadap Sultan Thaha Syaifuddin dan pengikut-pengikutnya.

Karena pemerintah tidak dapat membantu Sultan secara efektif dari tempat kedudukannya di Jambi, maka ia menganjurkan untuk menduduki Muara Tembesi. Menurut Let. Kol Christan, Muara Tembesi merupakan kunci daerah huluan, karena merupakan titik tertinggi pada Sungai Batanghari, sehingga merupakan lalu lintas sebagian besar barang yang keluar masuk di daerah ini. Muara Tembesi hanya bisa dicapai melalui Sungai Batanghari dengan kendaraan air.

Karena di sepanjang tepi sungai Batanghari itu tidak terdapat jalan kecuali beberapa jalan kecil di sana-sini, dan apabila terjadi pasang naik digenangi air sampai ribuan meter masuk ke dataran serta kemungkinan dipasangnya rintangan-rintangan oleh fihak musuh seperti kejadian dalam peperangan di Paelmbang pada tahun 1820, maka keamanan lalu lintas di sepanjang sungai itu sangat diragukan. Karena hal-hal tersebut maka pos-pos kecil di pedalaman tidak perlu diadakan. Sebagai gantinya kedudukan pemerintah di Muara Tembesi perlu diperkuat dengan penempatkan secara tetap kompi militer dengan dua batalion infanteri yang mobil, dua seksi dengan meriam pegunungan 7 cm dan dua seksi pasukan Zeni.

Kalau tempat ini sudah diduduki perlu segera dibuat jalan darat dari Jambi ke Muara Tembesi, hingga hubungan melalui sungai dapat dihapuskan. Selanjutnya diadakan pengawasan dan pemanggilan terhadap kepala-kepala kampung dan kepala-kepala daerah, yang diperlukan untuk menangani keadaan selanjutnya. Kalau jalan darat Muara Tembesi Surulangun selesai, maka harus dibuat juga jalan ke Tungkal dan ke Surulangun Rawas melalui Muara Sekamis. Serentak dengan penduduk Muara Tembesi harus ditempatkan satu kompi militer di Surulangun Rawas dan untuk melindungi instalasi minyak di Bayung Lincir diperlukan 50 orang pasukan.

Selanjutnya perlu disiapkan pasukan cadangan di Jawa dengan kekuatan satu batalyon infanteri, satu seksi alteleri pegunungan, satu seksi pasukan zeni dan kapal-kapal hekwi ler "Tamiang" (kapal yang bergerak dengan kekuatan roda besar

53