Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/308

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tepat setahun setelah benteng kebanggaan kerajaan Gowa, yakni Benteng Sombaopu, jatuh dengan terhormat ke tangan pasukan-pasukan Belanda (V.O.C.) dan sekutu-sekutunya.

Dengan jatuhnya Benteng Sombaopu pada tanggal 24 Juni 1669 dan dengan wafatnya Pahlawan Hasanudin pada tanggal 12 Juni 1670, maka pudar pulalah cahaya kejayaan dan kebesaran kerajaan Gowa, sebuah kerajaan yang terkuat dan terjaya di Indonesia bagian timur.

Sungguhpun Benteng Sombaopu dan Pahlawan Hasanudin sudah tidak ada, bahkan Benteng Sombaopu sudah rata dengan tanah dan tidak dapat dilihat lagi dengan sekali pandang, namun perlawanan gigih dan gagah-berani pahlawan-pahlawan Gowa di bawah pimpinan Pahlawan Hasanudin yang mempertahankan setiap jengkal tanah-airnya dengan tetesan darah dan jiwa mereka, tetap hidup dan subur di dada putera-puteri Indonesia yang mencintai tanah-airnya. Benteng Sombaopu telah diratakan dengan tanah, bahkan nama Benteng Sombaopu hendak dihapuskan dari ingatan dan kenangan bangsa Indonesia oleh kaum penjajah, namun kisah pertempuran berdarah yang sangat seru memperebutkan benteng kebanggaan kerajaan Gowa itu akan tetap hidup dan tak mudah lekang dari kenangan putera-puteri Indonesia yang mencintai sejarah perjoangan bangsanya.
Amat banyak sari pelajaran yang dapat kita petik dari sejarah perjoangan Pahlawan Hasanudin. Namun yang terpenting ialah agar supaya kita bangsa Indonesia dapat memiliki api semangat pahlawan yang rela mati untuk hidup seribu tahun lagi, api pahlawan yang ikhlas membela dan mempertahankan setiap jengkal tanah-airnya dengan darah dan jiwanya.
Pahlawan Hasanudin adalah seorang pahlawan yang telah mengabdikan hidupnya kepada perjoangan menentang penjajahan Belanda di bumi Indonesia yang suci. Kita menghormati dan menghargai Pahlawan Hasanudin bukan karena beliau seorang Sultan atau Raja yang memerintah dan menguasai sebuah kerajaan yang jaya pada jamannya, bukan pula karena beliau telah menghunus "badik-perangnya" dan menewaskan sekian banyak tentara Belanda, akan tetapi kita menghormati dan memuliakan Pahlawan Hasanudin, karena beliau seorang pahlawan yang gagah-berani, yang telah mengabdikan hampir seluruh hidup

290