Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/282

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

om de rijst, die hun Edelheden van hier vorderen, te verzorgen, hunne tienden in te zamelen, een wakend oog op het doen en laten van de Inlandsche koningen te houden en vooral om the beletten dat er tusschen de koningen van Bone en Gowa geen al te nauw verband komen mag, zoo dat de maatregel van staat hier dezelfde is als die de landvoogd in Temate tussen de Moluksche vorsten te bezorgen en waar te nemen heeft." Terjemahan bebasnya kurang lebih: "Tugas yang terutama harus dilakukan oleh Wakil pemerintah (Belanda) di sini (di Ujung Pandang, penulis), ialah hanya untuk mengurus beras yang dipungut oleh Tuan-tuannya, mengurus pemasukan atau pengumpulan pajak sepersepuluh dan mengawasi tindak-tanduk serta gerak-gerik dan perbuatan Raia-Raja bangsa Indonesia dan terutama untuk mencegah agar jangan sampai hubungan antara Raja Bone dan Raja Gowa terlalu erat, sehingga peraturan untuk negeri di sini sama dengan peraturan yang harus dipelihara dan diawasi oleh Wakil pemerintah di Temate terhadap raja-raja di Maluku."

Jadi Belanda (V.O.C.) sangat takut kalau hubungan antara Raja atau kerajaan Bone dan Raja atau kerajaan Gowa terlalu erat. Hubungan yang erat di antara kedua orang Raja atau kerajaan yang terpenting dan paling besar pengaruhnya di Sulawesi Selatan itu dianggap berbahaya dan dapat mengancam kepentingan Belanda (V.O.C.). Jadi usaha Aru Palaka dengan politik perkawinan yang dijalankannya terhadap keponakan dan pengganti beliau yang bernama La Patau untuk menyatukan kerajaan-kerajaan utama dan yang terbesar pengaruhnya di Sulawesi Selatan seperti kerajaan-kerajaan Bone, Gowa, Luwu' dan Soppeng di dalam satu tangan, sangat bertentangan dengan kepentingan Belanda (V.O.C.). Bahkan usaha itu dianggap sangat berbahaya dan dapat mengancam kepentingan kolonial Belanda.

Perlu kami uraikan di sini bahwa Aru Palaka Petta MalampeE Gemme'na tidak mempunyai anak atau keturunan. Beliau menunjuk sebagai pengganti beliau keponakan beliau sendiri yang bemama La Patau yakni anak saudara perempuan Aru Palaka yang bernama We Tenmappolobombang dan suaminya yang bemama PakokoE. Seperti diketahui PakokoE ini adalah putera Raja Bone yang ke XIII yang bernama La Maddaremmeng Sultan Muhammad Saleh Matinrowe ri Bukaka. Jadi baik dari pihak ibunya (Aru Palaka dan ibu La Patau adalah cucu Raja Bone yang ke XI yang benama La Tenriruwa Sultan Adam Matinrowe ri Bantaeng)

265