Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/258

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

BAB IV. PERTEMPURAN SERU MEMPEREBUTKAN
BENTENG SOMBAOPU

Demikianlah berita kemenangan pasukan-pasukan Belanda (V.O.C.) dan sekutu-sekutunya dan tercapainya Perjanjian Bungaya yang ditanda-tangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 18 Nopember 1667, diterima dengan sangat gembira oleh orang-orang Belanda di Batavia. Perjanjian Bungaya dan kemenangan pasukan-pasukan Belanda (V.O.C.) serta sekutu-sekutunya hendak dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh Belanda (V.O.C.) untuk mempengaruhi dan "menakut-nakuti" Raja-Raja yang belum mengakui kekuasaan Belanda (V.O.C.). Demikianlah Residen Belanda (V.O.C.) di Banten oleh pimpinan V.O.C. di Batavia diperintahkan agar memberikan atau membacakan teks dalam bahasa Melayu dari Perjanjian Bungaya kepada Sultan Ageng Tirtayasa. Maksudnya tentu saja dan tidak lain untuk "menggertak" dan agar Sultan Banten memperoleh kesan betapa dahsyatnya kekuatan serta kemampuan Belanda (V.O.C.). Mereka dapat menghancurkan dan menaklukkan kerajaan Gowa yang terkenal sebagai kerajaan yang terkuat dan terjaya di Indonesia bagian timur.

Jadi kemenangan yang dicapainya dengan membonceng pada Aru Palaka dan pasukan-pasukan Bugisnya itu hendak dipergunakan oleh Belanda untuk menakut-nakuti Sultan Banten agar supaya baginda jangan berani sembarangan dan main-main terhadap kekuatan Belanda (V.O.C) yang sangat dahsyat. Itulah kelebihan dan kelihaian Belanda. Mereka selalu berusaha mempergunakan setiap kesempatan yang bagaimanapun kecilnya untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya.

Jadi orang-orang Belanda di Batavia sangat gembira dengan tercapainya Perjanjian Bungaya itu. Betapa tidak! Perjanjian Bungaya yang sangat menguntungkan pihak Belanda (V.O.C.) itu sungguh di luar dugaan mereka. Lain halnya dengan orang-orang Belanda di Sulawesi Selatan dan terutama Speelman sendiri. Sungguhpun sudah dapat mencapai perjanjian yang sangat menguntungkan Belanda (V.O.C.) namun karena perjanjian itu sangat merugikan orang-orang Gowa, maka Speelman merasa tidak segembira orang-orang dan pembesar-pembesar Belanda di Batavia. Banyak hal-hal yang menyebabkan mengapa orang-orang Belanda di Sulawesi Selatan, terutama Speelman sendiri

242