Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/219

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Terjemahan bebasnya kurang lebih: "Sementara itu Speelman, merasa sangat gelisah karena mendengar berita, bahwa sepasukan tentara kerajaan Gowa sedang menuju ke negeri pedalaman, ke negeri orang-orang Bugis. Kalau orang-orang Aru Palaka mendengar bahwa kampung halaman dan anak-isteri mereka yang tertinggal terancam oleh musuh (orang-orang Makasar; penulis), maka orang-orang Bugis itu pasti akan meninggalkan orang-orang Belanda."

Sayang sekali hal ini tidak diketahui dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh pihak kerajaan Gowa. Andaikata situasi dan kegelisahan Speelman ini diketahui dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh pihak kerajaan Gowa, maka keadaan akan menguntungkan pihak kerajaan Gowa. Andaikata kerajaan Gowa dapat melancarkan apa yang sekarang dinamakan "psy-war" atau perang-urat-syaraf dengan cara dan arah yang tepat, maka kerajaan Gowa dapat mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya. Kerajaan Gowa pasti dapat mendesak dan mengacau-balaukan pasukan-pasukan musuhnya. Akan tetapi sayang, seribu kali sayang!

Berita itu akhirnya sampai juga kepada orang-orang Bugis. Datu Soppeng tua, yang menjadi teman seperjuangan ayah Aru Palaka mengirim surat, bahwa pasukan-pasukan Gowa yang besar jumlahnya sedang menuju ke tanah Bugis. Pasukan-pasukan Gowa ini dipimpin oleh Karaeng Bontomarannu, Karaeng Karunrung, Karaeng Garassi dan lain-lainnya.

Perlu kami jelaskan di sini, bahwa seperti sudah kami uraikan di depan tadi, Karaeng Bontomarannu ditawan oleh Belanda di dalam pertempuran laut di Selat Buton pada awal Januari 1667. Pada tanggal 1 Agustus 1667 Karaeng Bontomarannu dapat lolos dan melarikan diri dari tempat tahanannya pada waktu malam hari. Beliau membawa serta sepucuk bedil yang baru dan sebilah keris berhulu emas. Kemudian beliau bergabung lagi dengan pasukan-pasukan Gowa dan bertempur di pihak kerajaan Gowa. Anak sulung beliau yang bernama Karaeng Tompo masih ditawan di armada Speelman. Karaeng Tompo ini kelak setelah dibawa oleh orang-orang Belanda ke Batavia, dapat melarikan diri dari tempat tahanannya. Beliau kemudian dapat mencapai Banten.

Orang-orang Makasar ternyata, sungguhpun sudah ditawan oleh orang-orang Belanda, selalu berusaha melarikan diri atau

205