Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Khatib Tunggal alias Dato ri’ Bandang ini adalah seorang ulama yang berasal dari Kota Tengah di Minangkabau (Sumatera Barat). Oleh karena itu maka beliau diberi gelar Dato’. Gelar ini berasal dari gelar orang-orang Minangkabau "Datuk" seperti misalnya Datuk Temenggung, Datuk Penghulu dan sebagainya.

Karaeng Matoaya masuk atau memeluk agama Islam pada tanggal 9 Jumadilawal tahun 1014 Hijrah atau tanggal 22 September 1605. Oleh karena baginda adalah Raja yang mula-mula sekali memeluk agama Islam di Sulawesi Selatan, maka baginda mendapat gelar Sultan Abdullah Awalul Islam. Beliau terkenal sangat taat pada agamanya (agama Islam). Oleh karena itu, maka setelah beliau wafat pada tanggal 10 Oktober 1636 di Tallo, maka beliau mendapat gelar anumerta Tumenanga ri Agamana, artinya Raja atau orang yang wafat dalam agamanya. Ada juga yang menyebut beliau Tumenanga ri Tappa′na, artinya Raja atau orang yang wafat dalam kepercayaannya. Beliau inilah yang berjasa mengajak kemanakan beliau, yakni Sultan Alaudin Raja Gowa yang ke XIV, masuk agama Islam. Tidak lama kemudian agama Islam telah menjadi agama kerajaan di Gowa. Sembahyang Jum'at yang pertama di Tallo diadakan pada tanggal 9 Nopember 1607 atau tanggal 19 bulan Rajab, tahun l016 Hijrah. Setelah kerajaan Gowa dan kerajaan Tallo menjadi kerajaan Islam dan Raja-Rajanya telah memperoleh gelar Sultan, maka kedua kerajaan itu menjadi pusat penyebaran agama Islam di seluruh daerah Sulawesi-Selatan. Di dalam hal ini Karaeng Matoaya alias Sultan Abdullah Awalul Islam, Raja Tallo yang ke VI yang merangkap sebagai Tumabbicara Butta kerajaan Gowa, sangat besar sekali jasanya.

b. Karaeng Pattingaloang, Raja Tallo yang ke VIII yang menjabat pula sebagai Pabbicara Butta kerajaan Gowa pada jaman pemerintahan Raja Gowa yang ke XV yang bernama Sultan Muhammad Said Tumenanga ri Papambatunna.

Karaeng Pattingaloang terkenal sebagai seorang yang cendekia dan menguasai serta mahir berbahasa beberapa bahasa asing. Karaeng Pattingaloang terkenal pula dengan nama dan gelar bagina Sultan Mahmud Tumenanga ri Bontobiraeng.

Pabbicara Butta biasa pula menjadi wali dan pemangku Raja jikalau Putera Mahkota atau Raja masih belum mencapai usia

8