Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/20

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

berarti Pengabdi yang sembilan orang. Lembaga ”Kasuwiang Salapanga” yang kemudian menjadi ”Bate Salapanga” ini memang terdiri dari sembilan orang anggota.

1. Pabbicara Butta adalah orang kedua sesudah Raja Gowa. Jadi jabatan Pabbicara Butta dapat disamakan dengan Perdana Menteri, Mahapatih atau Mangkubumi kerajaan Gowa.

Seperti kita ketahui di dalam sejarah Gowa, pada masa pemerintahan Raja Gowa yang ke IX yang bernama Tumapa′risi Kallonna kerajaan Gowa dan kerajaan Tallo disatupadukan kembali. Penyatupaduan kedua kerajaan itu dikuatkan oleh ucapan sumpah Raja-Raja dan para pembesar kedua kerajaan itu. Sumpah itu di dalam bahasa Makasarnya, berbunyi: IA-IANNAMONACALLA TAU AMPASSI-EWAI GOWA-TALLO IAMO REWATA”. Artinya: ”Siapa-siapa saja yang mengadu-domba kerajaan Gowa dan kerajaan Tallo, maka orang itu akan dikutuk oleh Dewata". Sejak itulah kerajaan Gowa dan kerajaan Tallo, terutama dalam hubungan keluar, merupakan satu kerajaan yang bersatu. Betapa kokohnya perpaduan antara kedua kerajaan bersaudara itu dapat kita lihat dalam ungkapan bahasa Makasarnya: ”RUA KARAENG SE′RE ATA”. Artinya: Dua Raja namun satu hamba. Maksudnya, dua Raja memerintah atas rakyat yang tetap satu. Sejak itu pulalah Raja Tallo dan keturunan pengganti baginda pada lazimnya diangkat menjadi Pabbicara Butta atau Mangkubumi kerajaan Gowa. Pabbicara Butta atau Mangkubumi kerajaan Gowa yang merangkap menjadi Raja Tallo dan terkenal di dalam sejarah, antara lain ialah:

a. Karaeng Matoaya yang juga terkenal dengan nama dan gelar beliau Sultan Abdullah Awalul Islam Tumenanga ri Agama. Beliau inilah Raja yang mula-mula sekali di Sulawesi Selatan yang memeluk agama Islam. Yang meng-Islamkan beliau ialah Khatib Tunggal Abdul Makmur yang juga lebih dikenal oleh orang-orang di Sulawesi-Selatan dengan gelarnya Dato′ ri Bandang.

Ada tiga orang yang terkenal sebagai penyebar agama Islam di Sulawesi Selatan. Yang pertama ialah Khatib Tunggal alias Dato′ ri Bandang yang sudah kami sebutkan tadi. Beliau ini bersama dua orang temannya lagi, yakni Khatib Sulaiman yang juga terkenal dengan gelarnya Dato′ ri Patimang dan Khatib Bungsu yang kemudian terkenal pula dengan gelarnya Dato′ ri Tiro karena beliau wafat di desa Tiro.

7