Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/172

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

apa yang sesungguhnya tersembunyi di balik keinginan orang-orang Belanda (V.O.C.) mengadakan perjanjian perdamaian. V.O.C. kemudian mendesak terus agar Sultan Hasanudin melaksanakan sepenuhnya perjanjian yang sangat merugikan kerajaan Gowa itu. Siapapun tentunya dapat membenarkan atau paling sedikit dapat mengerti jikalau reaksi orang-orang Makasar terhadap perjanjian itu sangat hebat. Orang dapat memahami jikalau orang-orang Makasar tidak mau dan memang tidak mungkin dapat mentaati perjanjian itu. Perjanjian itu sangat mengekang kebebasan berdagang dan kemerdekaan berlayar orang-orang Makasar. Mentaati perjanjian itu berarti bunuh diri bagi suku bangsa pelaut yang ulung dan pedagang yang ulet itu.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kami kepada Karaeng Popo yang mewakili Sultan Hasanudin, namun beliau "TELAH MEMBELI KEMBALI PANNAKUKANG DENGAN HARGA YANG SANGAT TINGGI SEKALI". Memang beliau telah berhasil dengan tugasnya, karena kemudian Benteng Pannakukang ternyata kembali kepada kerajaan Gowa. Akan tetapi perjanjian yang tercipta oleh karenanya sangat merugikan dan merendahkan derajat kerajaan Gowa. Oleh karena itu maka Sultan Hasanudin yang didampingi oleh Karaeng Karunrung yang terkenal sangat benci dan tidak mau berkompromi dengan Belanda (V.O.C.) tidak akan menuruti perjanjian itu. Dengan tegas dan dengan terus-terang Sultan Hasanudin menyatakan berkeberatan untuk mengusir orang-orang Portugis dari daerah kerajaan baginda. Menurut Sultan Hasanudin hal itu bertentangan dengan perikemanusiaan, karena orang-orang Portugis sudah lebih 80 (delapan puluh) tahun lamanya bertempat tinggal di daerah itu.

Selanjutnya Sultan Hasanudin menyatakan bahwa jikalau baginda memenuhi semua tuntutan Belanda (V.O.C.), maka berarti baginda membunuh mata pencaharian pokok rakyat baginda. Jikalau baginda mentaati sepenuhnya perjanjian perdamaian itu, maka berarti baginda sendiri menghancurkan kerajaan Gowa. Akhirnya Sultan Hasanudin bersikap tegas. Sultan Hasanudin lebih suka berperang terus dari pada mentaati sepenuhnya perjanjian yang sangat merugikan dan merendahkan derajat kerajaan Gowa itu.

Maka Sultan Hasanudin bersama Karaeng Karunrung makin giat membangun benteng-benteng pertahanan, antara lain: Benteng

158