Lompat ke isi

Halaman:Srigala Melolong di Hastinapura.pdf/8

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

6

Achirnja sang prabu tiba disuatu tempat jang puhunnja besar-besar, dedaonannja rindang tepung satu kepada lain, dibawalinja mendjadi sidum dan lapang, lantaran pepuhunan ketjil tidak tumbuh subur disitu, hingga pemandangan dapat menembus ketempat-tempat jang djauh. Sedang Prabu Pandu berdiri dengan hati jang ajem, tiba-tiba ia menampak ada duwa ekor mendjangan djantan dan betina, sedang djalan beriring-iringan, jang lelaki sebentar didepan sebentar dibelakang, sembari melanggar-langgarkan tanduknja perlahan kepada istrinja, untuk menimbulkan napsu gembiranja. Mendjangan betinapun melajani tjumbuan suaminja, melengos kekanan dan melengos kekiri, kemudian makan rumput dan putjuk-putjuk muda, sebagai atjuh-taatjuh, hingga sang djantan djadi makin binal, makin mendjadi napsu asmaranja.

Keduwa binatang jang sedang dalam kesenangan itu, tambah lama tambah dekat ketempatnja sang prabu berdiri, rupanja mereka tiada menghiraukan pula segala jang ada diseputarnja, dan kemudian mendjangan djantan menubruk jang perempuan akan melampiaskan rasa tjintanja.

Prabu Pandudewanata merasa djemu dan ewa melihat perbuatannja keduwa binatang itu, maka lalu ia ambil anak panahnja, ditudjukan kearah mendjangan lelaki, kena tepat dibawah lehernja lalu djatoh diatas tanah, sedang sang mendjangan betina dengan ketakutan lari masuk kedalam semak-semak jang rungkut.

Tersungkur kongsep ditanah, mendjangan lelaki bertreak kesakitan, memanggil-manggil sang istri, suaranja mempilukan hati. Kemudian ketika ia menampak Prabu Pandu jang masih pegang gendewanja, mendjangan itu berdiam tapi keduwa matanja lalu menjala seperti keluar apinja.

„Hai radja dari bangsa Kuru,” kata sang mendjangan itu, jang mendadak bisa bitjara sebagai manusia, „dosa apa aku telah perbuat padamu, hingga engkau melepaskan panahmu ?”

„Diantara pemburu dan binatang perburuannja, tidak ada soal dosa atau tidak dosa, karena sipemburu ada mempunjai