Lompat ke isi

Halaman:Srigala Melolong di Hastinapura.pdf/32

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

30

dan sebentar-sebentar ingin kebelakang. Makin sore segala perasaan itu djadi makin bertambah, sehingga ketika matahari hampir surup, barulah ia merasa sedikit segar.

Waktu sendyakala telah datang, batas antara sijang-hari dan malam, jaitu pada saat tjuatja remeng-remeng, Dewi Hanggendari telah membuka kain penutup matanja, dan lantaran merasa badannja sedikit segar, maka lalu ia pergi ke tamansari karena bunga-bunga malam djustru mulai akan terbuka. Ketika ia berada dipinggir telaga jang rumputnja tebal, dengan tidak merasa lagi buntingannja telah lahir, tapi bukan keluar anak baji, hanja berupa sepotong daging warnanja merah jang berkledjetan disana-sini, sebagai daging kerbau jang baru dipotong.

Menampak demikian, sang permaisuri mendjadi getun, ia berdiri diam termangu-mangu, memikiri pengharapannja jang sudah musna. Guna apakah daging sematjam itu? „Oh Dewa, Dewa, kaniaja betul badan saja, Dewa” kata ia sembari meratap-ratap, kemudian lalu timbul perasaan marah, maka daging itu lalu didupak terpental kebentur batu petjah mendjadi dua potong, jang sepotong berada dekat padanja, maka lalu ditendang pula petjah mendjadi sembilan puluh sembilan potong, pating keledjet pating kerutik sebagai belatung, hingga sang Dewi djadi ngeri dan sedih, maka lalu ia menutupi muka dengan kedua tangannja, terus menangis sedih sekali. Ia menangis mengaru-hara dalam ratap jang putus harapan, sesambat menjebut-njebut namanja Betari Durga jang mendjadi sesembahannja.

Tiba-tiba diatas udara dengan tiada ketahuan didjurusan mana, terdengar suara diantara ada dan tiada jang berkata begini: „Hai Denok Hanggendari, djanganlah engkau menangis dan sedih sematjam itu, oleh karena pengharapanmu pasti akan kesampaian, sebab engkau adalah dibawah perlindungannja Sang Hjuang Pramoni sendiri”.

Permaisuri merasa lega hatinja, tapi ia tidak tahu dan tidak mengerti keadaannja, maka lalu ia petik daon lumbu jang me-