29
putra, jaitu djika ada seorang radja jang balanja terdiri putra- putranja sendiri, karena itu adalah persatuan maha kuat, laksana pagar gunung jang melingkungi Gunung Mahendra. Inilah jang ditjita-tjitakan oleh Permaisuri Hanggendari, guna mengukuhi negeri Hastinapura, jang terbitnja berasal dari sakit hati karena dulu merasa disia-sia, dibuang-buang oleh Prabu Pandu meskipun kedjadian itu sebenarnja bukan salahnja, tapi tetap Dewi Hanggendari menaroh dendam kebentjian, terlebih lagi kepada Dewi Kunti dan Dewi Madrim.
Permaisuri Hanggendari djikalau hari sudah larut malam, lalu mulai atur sesadji dan memudja kepada Betari Durga, memuhun supaja ia mendapat anak lelaki seratus orang banjaknja jang semua gagah perkasa. Memang tjara jang gampang akan meminta kepada Dewata, adalah kepada Betari Durga, karena Sang Hjuang Pramoni itu tempat kahjangannja ada dihutan Krendawahana, jaitu diatas muka bumi ini djuga, maka djarak terpisahnja lebih dekat dengan orang jang memudja dan hubungan kepadanja.
Djalan ini sering diambil oleh manusia sebab singkatnja, tapi mereka tidak pikir bahwa Betari Durga itu adalah Ratu Iblis jang maha heibat, maka dengan gampang ia dapat mengasih apa sadja jang orang minta, tapi menjeramkan sekali timbang-terimanja, karena disitu ada mengandung suatu perdjandjian jang sangat menakutkan.
Diwaktu langit sudah hitam gelap-gulita, suaranja sajap kampret berkleperan diatas udara, disitulah permaisuri mulai dengan pudjaannja kedjurusan hutan Setragandamajit, akan meminta berkahnja Betari Durga supaja kesampaian segala tjita-tjitanja. Baji jang dikandung dalam perutnja, sudah menandjak usia tiga tahun belum djuga lahir, baji pengharapan jang bakal mendjadi tjahja dari keberuntungannja.
Pada suatu hari dalam pertengahan musim kemarau, sumber-sumber sama kering, sungai-sungai sama asat, burung helang mendjerit-djerit diatas udara lantaran keausan, adalah pada waktu itu Permaisuri Hanggendari mulai merasakan badannja lemas