Halaman:Sorga Ka Toedjoe novelisation.pdf/53

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

sendiri dan djoega orang-orangnja tapi semoea sia-sia sadja.

Boekan djarang Hoesin soeka menanja pada dirinja sendiri apakah tidak bisa djadi jang Kasimin itoe soedah tidak ada lagi diini doenia jang fana. Kepertjajaannja Hadidjah bahwa Kasimin masih ada diini doenia memaksa Hoesin akan, mentjari teroes, maski djoega dengan tjoema sedikit pengharapan sadja akan bisa berhasil.

„Tapi, Ras”, demikianlah Hoesin satoe hari menanja pada ketjintaannja, „bagaimanakah seandainja Kasimin soedah tidak ada lagi diini doenia dan bibimoe tidak bisa berkoempoel lagi padanja?”

„Bibi, begitoe djoega akoe”, menjahoet Rasminah dengan soeara tetap, „merasa pasti jang Kasimin masih hidoep. Dari itoe, Hoesin, tjarilah teroes sehingga ketemoe, djika 'kau betoel tjintakan akoe dan ingin menikah sama akoe”.

„Itoepoen akoe telah dan ,masih berboeat, Ras”, berkata Hoesin sembari menghela napas, „tetapi rasanja ada sangat soesah boeat bisa ketemoekan Kasimin. sebab tiada seorang djoega jang mengetahoei atau mendapat kabar kemana ia telah pergi sedari berlaloe dari sini” .

„Itoe betoel, tapi kalau kau mentjari teroes, achirnja tentoe bisa ketemoe.” berkata Rasminah sembari toendoekkan ,kepalanja.

„Tentoe sekali akoe nanti mentjari teroes,” berkata Hoesin. sembari doedoek lebih dekat pada kentjintaannja. „Tjoema sadja akoe ingin tahoe, apatah kalau seandainja Kasimin .soedah tidak ada lagi didoenia dan akoe bisa dapatkan boekti tjoekoep jang ia betoel soedah meninggal, kau nanti soeka akan lantas menikah sama akoe.”

„Kenapa kau boleh menanja begitoe, Hoesin,” menanja Rasminah dengan perasaan tidak enak ..Apatah

51