Halaman:Sorga Ka Toedjoe novelisation.pdf/44

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

sampai. Sebagai seorang jang mengalamai banjak pahit dan getirnja doenia akoe maoe nasehatkan sama kau soepaja djangan sembarangan djatoeh tjinta, sebab kau masih maoeda dan akoe ingin singkirkan doeri-doeri jang  delaloe beserta sama sedapnja pertjibtaan dari pengalamanmoe, kalah bisa”.

Parasnja Rasminah djadi berobah merah ketika mendengar itoe oetjapan, tapi ia tinggal diam sadja sembari toendoekkan kepala, tidak sahoeti perkataanja sang bibi.

„Akoe tidak maoe larang kau tjintakan orang. Ras, sebab itor soedah djamknja dan boeat orang-orang moeda, mentjinta dan ditjinta ada madoenja penghidoepan”, meneroeskan Hadidjah ketika Rasminah tinggal diam sadja, „Akoe tjoema maoe peringatkan kau soepaja djangan toeroetkan sadja hati jang sedang mentjinta dengan tidak menggoenakan lagi kau poenja pikiran jang waras. Kau haroes berlakoe teliti akan memilih soeami, sebab akoe tidak bisa melihat akan mengasi bantoean jang perloe pada kau”.

„Terima kasih, bibi, boeat nasehat itoe”, menjahoet Rasminah dengan soeara perlahan. „Saja nanti perhatikan itoe dengan segenap hati dan pikiran”.

„Akoe tjintakan kau, Ras”, meneroeskan Hadidjah. „lebih-lebih dari anakkoe sendiri. Akoe ingin sekali soepaja dalam penghidoepanmoe djangan sampai kau alamkan kesoekaranja penghidoepan jang disebabkan oleh koerang pikir atau tindakan jang keliroe. Dari itoe, Ras, djika ada apa-apa jang kau merasa sangsi, hal dan minta boeah pikirankoe”.

„Baik, bibi”, menjahoet Rasminah. „Saja tidak nanti loepakan pesanan itoe”.

Hadidjah tarik Rasminah akan datang semangkin dekat padanja, kemoedian rangkoel itoe gadis dibetoelan pinggangnja.


42