Halaman:Sorga Ka Toedjoe novelisation.pdf/41

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

BAGIAN KEDELAPAN

Bibi dan keponakan

SEDARI ditinggalkan oleh Rasminah, kesehatannja Hadidjah banjak terganggoe, apalagi di waktoe belakangan, karena terlaloe memikirkan sang keponakan, achirnja boeat beberapa hari lamanja ia soedah tidak ditinggalkan pembaringan. Baik djoega teman-temannja Rasminah telah merawati dengan teliti padanja, hingga sakitnja Hadidjah tidak djadi kepandjangan.

Itoe hari Hadidjah sedang doedoek dikoersi malah, memikirkan Rasminah kenapa itoe keponakan tidak mengirim kabar soeatoe apa padanja, ketika itoe gadis datang masoek menghampirkan Hadidjah sang bibi, Rasminah laloe menoebroek dan rangkoel lehernja Hadidjah, sembari menanja :

„Apa bibi ada baik ?”

„Kau telah kembali, Rasminah? Kenapa tidak mengirim kabar apa-apa sama bibi, hingga bikin akoe djadi boeat pikiran sadja?”

„Sebab pikir saja tidak akan berdiam lama di Betawi, maka djoega tidak mengirim kabar apa-apa sama bibi. Sekarang saja soedah dapat kerdjaan tetap di Betawi, maka kembali doeloe kesini adjak bibi pindah kesana”.

Hadidjah mendjadi girang ketika mendengar Rasminah soedah dapat pekerdjaan dan oetarakan itoe. Kemoedian ia menanja lagi:

„Djam berapa kau berangkat dari Betawi dan bagaimana bisa sampai disini begini pagi ?”

,,Sebetoelnja semalam poen saja soedah moestinja sampai disini, bibi, tetapi sebab dipegat didjalanan oleh Parta dan kawannja.........".

39