Halaman:Siti Kalasun.pdf/86

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

nasi, kelihatan Daeng Belonggo, bersalaman mereka bertiga, mengenai Daeng Belonggo, orang kaya di Banjarmasin banyak meletakkan barang-barang, tokonya besar tiga pintu, orang kaya rendah hati, suka menolong orang miskin.

 Selesai berbincang-bincang, hari pukul sepuluh, berjalan ke tepi dermaga, sangat ramai pelabuhan Belawan, kapal berlabuh empat dan lima, kapal Eropa dua buah, kapal besar keduanya, ketiganya menaiki kapal, kapal kecil kapal barang, penuh barang di dalamnya.

 Ada sebentar antaranya, berangkat kapal dari Belawan, tinggallah negeri Medan Deli, kapal berlayar mengarungi lautan luas, tiap sebentar singgah, singgah di Siak Indogiri, singgah di Bagan Siapi-api, di Riau Tanjung Pinang, sampai pula ke Selat Panjang, kemudian masuk ke Sungai Siak, lalu singgah di Pekanbaru.

 Sehari di Pekanbaru, kembali lagi ke Selat Panjang, lepas dari Sungai Batanghari, akhirnya sampai di laut lepas, singgah pula di Batanghari Jambi, berhenti di Muaro Jambi, tidak lama kapal singgah,tiba pula di Bangka Tanjung Pinang, karena lambat di laut,tibo di Muaro Batang Kapuas, sampai kapal di Banjarmasin.

 Adapun masa itu, air besar pasang sedang naik, hampir sampai ke lantai rumah,rumah orang tinggi-tinggi,melihat hal demikian, tercengang saja keduanya, rumah terapung di tepi air, sampan banyak hilir mudik.

 Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak nan dirasakan, disangkanya sepi Banjarmasin, rupanya negeri ramai, segala bangsa ada di sini, orang Jawa dan orang Dayak, orang Keling orang Cina, orang Belanda ada pula, toko terletak di tepi air.

 Sudah sehari dua hari, cukup seminggu dua minggu, dicoba membuat roti, memanggang roti kecil-kecil, Si Malin Saidi membuat limun, limun sirup dengan berbagai rasa.

75