Halaman:Siti Kalasun.pdf/72

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

dengan kayannya, orang tidak memandang di rancak roman, kelakuan seperti anjing, menyesal ia membawa singgah.

 “Iblis jahat nan disuruh singgah,” jawab Kalasun di dalam hatinya, benci dan marah kepada Palindih.

 Besok harinya dipanggil anak, dibawa duduk sambil berkata, berkata dengan sebenarnya, “Setentang Sutan Sari Alam, suamimu itu apa pikiran, anak kandung sudah lama berjalan, dua musim lebih sebulan, kabar tidak berita tidak, hilang lanyok tidak kelihatan, entah ia menikah lagi, anak tidak dihiraukan.

 Cobalah pikir anak kandung,ia mengeram batu, kita mengeram pisang, kita tidak mengharapkan uangnya,kita harap anak dengan buah, pengganti badan buruk saya, sudah pengen bercucu, menggendong cucu seperti orang lain.

 Sekarang begini saja upik, marilah kita ke Angku Kali, kita pergi meminta cerai,minta cerai dengan Sari Alam, sebab janji nan terikat, enam bulan berjalan kaki, setahun berjalan laut, kalau suami tidak menafkahi, kabar tidak berita tidak, boleh bercerai jatuh talak, kalau si upik bercerai, sampai idah tiga bulan, boleh ditukar dengan nan lain.

Urang Padang lalu berempat
Terinjak tepi kainnya;
Nan hilang tidakj kan dapat
Cari nan lain akan gantinya.”

 Mendengar kata demikian, masam muka Siti Kalasun, sepatah tidak dijawabnya, air mata berderai-derai, bagai manik putus talinya, bagai intan putus pengarang,hancur hati remuk pikiran, berlari ke dalam kamar, mengangis dalam kelambu, berdoa kepada Allah,selamat saja suamiku,secepat ia pulang,daripada bersuami nan lain, biar menjada seumur hidup.

 Melihat rupo Kalasun, hilang akal mandenya, berjalan turun ke halaman, diambil kain sembahyang, berselendang kain telekung,

61