Halaman:Siti Kalasun.pdf/46

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Berkata Sutan Sari Alam, “Manalah Adik Siti Kalasun, kemana pula mandeh kita, tolong panggil agak sebentar,ada sebuah nan dikatakan, maksud hati hendak pergi berjalan, mengalihkan langkah ke Medan, besok hari akan berangkat, meminta izin kepada mandeh kita.”

Belum selesai ia berkata, ke rumah mandeh si Kalasun, tidak perlu dipanggil, berkata Sutan Sari Alam, “Manalah Mandeh saya, ada sebuah nan disampaikan, maksud hati hendak berjalan, berjalan ke rantau Medan Deli, berilah izin saya oleh Mandeh, lepas dengan hati suci, berkat doa Mande di rumah, selamat saja perjalanan, tidak kurang satu pun.

Mendengar kata seperti itu, terkejut Mandeh si Kalasun, lalu ia berkata, “Kapan Sutan mau berjalan, elok di rumah Sutan dahulu, berdagang seperti biasanya.

Menjawab Sutan Sari Alam, “Maksud hati mau berjalan, besok pagipagisekali,dicobapuladirantauorang,mudah-mudahanelokpelangkahan.”

Hari nan berikutnya, dibungkus pakaian nan perlu, halnya Siti Kalasun, dipotong ayam dua ekor, dipotong itik satu ekor, dimasak gulai rendang itik, serta anyang dari ayam, cukup dengan goreng ayam, makanan Sutan dalam oto.

Dalam sehari itu, rintang menggulai berdua beranak, terjerang tungku tungku tigo buah, sampai malam memasak dan menggulai, sudah larut malam baru tertidur.

Dua kali ayam berkokok cukup, nan ketiga hari siang, sudah siang malah hari, turun Sutan Sari Alam pergi mandi, setelah mandi lalu sembahyang, bergegas berjalan pulang, sampai di rumah minum kopi, lalu ia berkata,

 “Kain selendang dari Bayan
 Dibawa orang ke Sikadi;
 Tinggal adik tinggallah sayang
 Uda akan berjalan lagi.

35