Halaman:Siti Kalasun.pdf/36

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Dimana duduk diam bermenung, teringat nan benar seketika, daripada tertelungkup lebih baik tertelentang, baiknya berjalan dari kampung, dicoba merantau seperti orang, dijual semua barang, untuk belanja dijalan, bulat pikiran masa itu, tidak ada gunanya ditahan lagi.

 Keratau madang di hulu
 Berbuah ditapi pantai;
 Merantau bujang dahulu
 Di rumah makanya sengsara.

  Hilirkan jalan ka Balantuang
  Rumah sekolah dekat surau
  Kelihatan dari kampung dusun;
  Kalau tidak karena untung
  Tidak akan saya pergi merantau
  Iba hati bercerai dengan Kalasun.

Akan halnya Sari Alam, berjalan berlambat-lambat, hati risau pikiran kusut, berjalan menuju pulang, pulang ke rumah mandeh, kelihatan si Nurani sedang menjemur, adik kandung belahan diri, lalu berkata Sari Alam, “Manalah adik kandung Siti Nurani, panggilkan mandeh datang ke rumah, ada nan perlu saya katakan.”

Mendengar perkataan tuannya, bicara tidak dijawab, berjalan sekali si upik15 Nurani. Dipanggil mandeh sedang di ladang, kan ia mandeh Nurani, berjalan bergegas-gegas, hati di dalam tidak senang, tiba di rumah langsung masuk, dilihat pandang kiri kanan, kelihatan anak sedang duduk, duduk bersila di tengah rumah, menyapa Sutan Sari Alam.

“Datang dari mana Mandeh tadi?”

Menjawab mandeh kandungnya, “Ke ladang bertanam jagung.”

“Manalah Mandeh kandungku, ada nan terbersit di hati, ada nan dipikirkan, maksud hati hendak berjalan, berjalan ke rantau

25