Halaman:Siti Kalasun.pdf/26

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Akan halnya orang di rumah, sibuk bekerja semuanya, ada setengah menutup kamar, patut diganti sudah diganti, patut dipinjam sudah dipinjam, nan jauh sudah disampaikan.

Mengenai nan gadis-gadis, setengah memasang kelambu, apapula nan membuat bunga, konon ipar dengan besan, serta tetangga berdekatan, rintang memasak membuat kue, keluar kepandaian nan muda-muda, mengerjakan buatan sendiri-sendiri, mana nan bodoh tidak pandai, disuruh menggaduk gulai, disuruh menggiling cabe, memarut kelapa dan mencuci piring, malang celaka nan tidak pandai, dapat kerja nan berat-berat, orang merenda kita menambal, orang menyulam dan menyuji, kita pergi menjemput air, bunyi gelak berderai-derai, berapa banyak candaan, berbaur orang sama muda.

Demikian benar ributnya orang, namun Kalasun tenang saja, duduk termenung berdiri termenung, seperti terbeli jualan mahal, muka seperti tidak bercahaya, seperti malu dengan orang banyak, rasanya mau berlari habis, berlari dari rumah mandeh.

Karena ia orang tahu, tahu mengaji mudarat Tuhan, disimpan saja di dalam hati, sudah takdirnya sejak dahulu, tidak dapat sesuka hati, kita utang menjalankan, putusan datang dari Tuhan, tetapi sungguh pun demikian, iblis setan menghasut juga.

Kalau dilihat rumah Kalasun, terhampar tikar permadani, terhampar pula kasur manggalo2, bantal bersusun di dinding, bantal sutra merah jambu, berhias sulaman buah anggur, sangat cantik dipandang mata.

Terpasang pelaminan emas, di bawah tabir langit-langit, tempat duduk pengantin laki-laki, rumah seperti akan terbang, tersusun lemari dan kursi, kalau dilihat di dinding, dinding rumah Siti Kalasun, terpajang cermin besar, nyala-menyala jam di dinding, serta gambar pemandangan, terpasang foto di depan kamar, dalam foto sebanyak itu, kelihatan foto Siti Kalasun, sedang menunduk tersipu, seperti gadis anak muslim, sebagai puti dari Mesir, manis rupa dipandangi.

2) kasur untuk raja

15