Halaman:Siti Kalasun.pdf/102

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

 “Dengan apa kamu sewa oto pulang, mengapa sekarang kamu pulang, sudah nyata kamu melarat, menderita di negeri orang, bertahan juga hidup di rantau.”

 “Ada uang sedikit, sudah lama saya simpan,” jawabnya Sari Alam, lalu bertanya kepada adiknya si Nurani.

 “Manalah adik Siti Nurani, ada kemari kakakmu, kakakmu Siti Kalasun, selama saya pergi merantau?”

 Menjawab Siti Nurani, “Kakak sering datang kemari, ada saja nan ditanyakannya, kalau tidak bertemu dengan mandeh, bertanya beliau ada senang saja, kalau sudah bertemu, dengan mandeh baru ia pulang, paling kurang sekali sebulan, kemarin ia baru dari sini.”

 Menjawab pula mandeh kandung, “Mengenai Siti Kalasun, anak orang sangat elok, tahan benar hatinya,payah orang menipunya, tidak kuat digoyang orang, elok perempuan dipakai lama, jarang bertemu di kampung, nan serupa dengan Siti Kalasun.”

 Mendengar perkataan mandeh kandung, senang pikiran Sari Alam, terbayang sekali rupa Kalasun,serasatampak gelak manisnya, gelak berguman Sari Alam.

 Tidak lama kemudian, ke rumahlah Siti kalasun, begitu sampai di rumah, tampaksekali suaminya, Sutan Sari Alam sedang duduk, termenung di depan mande.

 Melihat pakaian Sari Alam, rupanya ia pulang melarat, ketika tibo langsung disapa oleh Sari Alam, “DimanaAdik dapat tahu, bahwa saya sudah pulang, siapa nan mengatakan, kepada Adik kandung?”

 Menjawab Siti Kalasun, “Banyak orang nan mengatakan, apa sebab Tuan tidak pulang, ke mudik ke rumah saya? Itu sebabnya saya kemari, hendak menjemput Tuan Pulang.

 Baru mendengar Tuan pulang, bergegas saya memasak nasi, dingin nasi menunggu Tuan datang, dinanti juga Tuan tidak datang,itu sebabnya saya turuti, marilah kita pulang ke mudik,” berkata Siti

91