sangkuik (24) mempunyai pengertian yang tidak berbeda karena kedua bentuk kata ulang itu saling bervariasi. Berdasarkan ini, pada nomor 2.1.3.1 bentuk bansangkuik-sangkuik merupakan hasil proses morfologis dari bentuk dasar basangkuik, agaknya dapat diterima pula bentuk basangkuik sebagai BDas dari bentuk sangkuik-basangkuik.
Analisis selanjutnya membawa kesimpulan bahwa bentukan kaik-bakaik dan kaja-bakaja masing-masing mempunyai BDas bakaik dan bakaja. Kesimpulan ini diambil karena bentuk kaik-bakaik dan bakaik-kaik tidak berbeda bila ditinjau dari segi semantis dan sintaksis, demikian pula halnya kata kaja-bakaja dan bakaja-kaja. Yang satu hanyalah merupakan variasi yang lainnya.
Masalah lain yang perlu didudukkan ialah yang menyangkut bentukkan tolong-batolong. Kata ini tidak dapat dikatakan bervariasi dengan batolong-tolong. Contoh:
25. | Iduik ko tolong-batolong. |
hidup ini tolong-bertolong' | |
'Hidup ini tolong-bertolong'. |
Posisi tolong-batolong (25) tidak dapat digantikan oleh batolong-tolong atau dengan kata lain iduik ko batolong-tolong tidak gramatikal. Ini berarti bahwa batolong merupakan BDas batolong-tolong, tetapi tidak dapat menjadi BDas tolong-batolong. Walaupun menurut analisis di atas, batolong sukar dikatakan sebagai BDas tolong-batolong, kedua bentuk itu sama-sama berada dalam kelas kata yang sama. Hanya (ba-} pada batolong termasuk katagori (ba-2) penanda pasif.
Contoh:
26. | Naiaknyo batolong. |
'naiknya ditolong' | |
'Naiknya ditolong'. |
Ini berbeda dengan (ba-) dalam tolong-batolong yang bukan penanda pasif. Perbedaan (ba-) dalam kedua bentuk itu memerlukan pertimbangan lebih lanjut, apakah batolong masih dapat dikatakan sebagai BDas tolong-batolong.
Masalah berikutnya bertalian dengan BDas anak-baranak. Ada kecenderungan untuk menetapkan baranak sebagai BDas-nya. Kecenderungan ini didasarkan kepada kenyataan bahwa bentuk baranak itu gramatikal. Yang dipertanyakan sekarang ialah apakah baranak dan anak-baranak merupakan dua kata yang juga berada dalam kelas kata yang sa-