Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/40

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

16

ini termasuk KK atau KS. Kesulitan yang timbul dengan adanya masalah seperti ini ialah belum ditemukan pegangan yang pasti atau setidak-tidaknya pendapat yang umum tentang garis-garis yang membatasi daerah suatu kelas kata.

Masalah bentuk balari-lari tampaknya tidak semudah yang diperkirakan pemecahannya. Bila ditetapkan balari sebagai BDasnya, kesimpulan demikian dapat diterima seperti halnya kesimpulan dalam penentuan BDas balubang-lubang, babukik-bukik, balakuak-lakuak dan beberapa kata lainnya yang telah dibicarakan di atas. Balari dan balari-lari kedua-duanya gramatikal, berada pada kelas kata yang tidak berbeda. Keragu-raguan timbul setelah melihat kemungkinan bahwa lari-lari pun tampaknya memenuhi persyaratan untuk dianggap sebagai BDas. Lari-lari dan balari-lari keduanya tidak saja gramatikal, tetapi juga berada pada kelas kata yang sama. Dengan demikian, penentuan BDas perulangan balari-lari masih belum terjangkau oleh teori yang dipergunakan.

BDas kemungkinan kedua, (KD+ {-MU}), tampaknya masih disangsikan. Dalam kata balubang-lubang misalnya, bentuk 'lubang-lubang walaupun gramatikal berada pada kelas kata yang berbeda dengan kata balubang-lubang, yang satu merupakan KB, sedangkan yang lainnya KK. Kasus yang sama dialami juga oleh beberapa kata, seperti babukik- bukik, balakuak-lakuak, babuku-buku dan sebagainya. Hanya, di antara sejumlah kata yang menolak anggapan kedua ini, tampaknya kata balari-lari yang mungkin untuk menerimanya.

BDas ketiga. ({ba-1/-MU}+ KD), lebih tipis lagi kemungkinannya untuk diterima. Setiap contoh yang dikemukakan dapat terdiri dari bentuk (KD+{-MU}) yang gramatikal, dan sebagian besar dapat pula mempunyai bentuk ({ba-1}+KD) sebagai bentuk yang lebih kecil. Jelasnya, dalam kata balubang-lubang, misalnya ditemukan bentuk lubang-lubang dan balubang yang masing-masing gramatikal. Yang tidak dijumpai bentuk ({ba-1}+KD), kecuali kata badingin-dingin dan sejenisnya. Bentuk badingin tidak gramatikal.

Dari uraian di atas dapat ditarik tiga kesimpulan, yaitu, masalah penentuan BDas kata ulang, untuk ini digambarkan bahwa bentuk ({ba-1}+ KD+{-MU}) merupakan bentukun hasil proses morfologis yang berawal dari bentuk ({ba-1}+KD) yang mengalami reduplikasi dengan adanya morfem {-MU}. Secara pendek gambaran itu seperti: ({ba-1}+KD)+{-MU}-({ba-1}+KD+{-MU}); untuk menentukan BDas beberapa kata tertentu diperlukan perluasan atau penyempurnaan; dan ketiga ialah bahwa kesukaran yang ditemui