Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/28

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

4

  1. Prinsip 1
    Perulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata. Oleh karena itu, bentuk dasar kata ulang yang termasuk golongan kata benda, kata kerja, dan kata sifat masing-masing tetap berupa kata benda, kata kerja, dan kata sifat.
  2. Prinsip 2
    Bentuk dasar selalu berupa bentuk yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Untuk menentukan macam-macam bentuk kata utang dipakai pula batasan rumusan Ramlan sebagai berikut.
    1. Pengulangan seluruh adalah pengulangan bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses afiksasi.
    2. Pengulangan sebagian adalah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya.
    3. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks adalah perulangan yang terjadi bersama-sama dengan proses pembubuhan afiks dan bersama-sama pula mendukung satu fungsi.
    4. Pengulangan dengan perubahan fonem.


Kehadiran afiks dalam proses morfologi mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Perulangan yang terjadi dalam proses morfologi pun mempunyai fungsi-fungsi tertentu pula. Menurut Ramlan, ada dua fungsi yang perlu dibedakan, yaitu fungsi gramatikal dan fungsi semantis. Fungsi gramatika! membicarakan peran yang dimainkan oleh perulangan itu dalam hubungannya dengan gramatika, sedangkan fungsi semantis dalam hubungannya dengan arti.

Dalam menganalisis fungsi perulangan BM ini dipakai teori Rosen (1977) yang menyatakan bahwa dalam BI ada tiga fungsi perulangan, yaitu (1) mengaburkan, (2) menyatakan kiasan, dan (3) menunjukkan intensitas. Di samping itu, dipakai juga teori Simatupang (1979) yang menyatakan bahwa salah satu fungsi perulangan dalam BI adalah pengubah kategori atau identitas kata. Pemilihan kedua teori ini berdasarkan pertimbangan bahwa BM dan BI mempunyai banyak persamaan.

Dalam menganalisis arti dipakai teori Fokker (1950) yang pada garis besarnya memberikan empat macam arti perulangan, yaitu (1) jamak, (2) perulangan, (3) penegasan, dan (4) ketidaktentuan.