Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/234

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

204

  1. Anaknyo mustipancilok-pancilok pulo.
    'anaknya musti pencuri-pencuri pula'
    'Anaknya mesti pencuri-pencuri pula."

Arti dari perulangan pada kalimat (293) dan (294) berarti intensitas. Perulangan pada kalimat (295) berarti jamak sifat dan jamak sifat itu mengacu pada jamak subjek.
4.2.3.1.3 Arti Perulangan ((As + KS))
Contoh:

  1. Anaknyo alah hebaik-hebaik kini.
    "anaknya telah hebat-hebat kini'
    'Anaknya telah hebat-hebat kini."
  2. Dunsanaknyo sadang kayo-kayo kini.
    'saudaranya sedang kaya-kaya kini'
    'Saudaranya sedang kaya-kaya kini.'
  3. Padi awak alah kakuniang-kuniangan.
    padi kita telah kekuning-kuningan'
    'Padi kita telah kekuning-kuningan.'

Dalam frase alah hebaik-hebaik dan sadang kayo-kayo di atas, mengandung arti jamak yang mengacu kepada subjek. Jadi, perulangan hebaik menunjukkan bahwa anak yang menjadi subjek bukan satu, tetapi lebih dari satu. Demikian juga halnya perulangan kayo, langsung mengandung arti dunsanak yang dimaksud juga lebih dari satu. Berbeda halnya dengan arti frase alah bakuniang-kuniangan mengandung arti menunjukkan sesuatu yang mendekati warna kuning.


4.2.3.2 Arti Perulangan ((KS + K))

Unsur K dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu:

(1) kelompok intensifir, yaitu kata-kata bana 'benar', sakali 'sekali', sangaik 'sangat', seperti dalam frase sakik bana 'sakit benar', tinggi sakali tinggi sekali', dan pandia sangaik 'pandir sangat.
(2) Kelompok KB jumlahnya tidak terbatas, seperti dalam frase sakik

kapalo 'sakit kepala', kareh ati 'keras hati.'

(3) Kelompok KK dengan berbagai macam KK, seperti dalam frase tinggi mambubuang 'tinggi membubung', damam manggigia 'demam menggigil.¹