Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/220

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

192

Perulangan pada kalimat (220) menyatakan melakukan perbuatan tanpa tujuan tertentu: Pada kalimat (221) dan (222) perulangan berarti pelemahan arti KK yang bersangkutan. Perulangan kalimat (223) menyatakan suatu jamak kerja, yaitu banyak kalinya perbuatan tasanduang 'tersandung' itu.

Contoh:

224. Kami mancubo tagak-tagak di tapi nagari ko.

'kami mencoba tegak-tegak di tepi nagari ini'
'Kami mencoba berdiri di pinggir nagari ini."

225. Kakak baraja masak-mamasak di sakola.

'kakak belajar masak-memasak di sekol
"Kakak belajar masak-memasak di sekolah.'

226. Kami duduak bamanuang-manuang.

"kami duduk bermenung-menung'
'Kami duduk bermenung-menung."

227. Kakak duduak manjaik-jaik.

'kakak duduk menjahit-jahit"
'Kakak duduk menjahit-jahit."

Pada kalimat (224), (225), dan (226) merupakan perulangan KK kualifir (KK2) yang berarti melemahkan arti kata yang diulang. Pada kalimat (227) perulangan menyatakan suatu perbuatan yang dilakukan tanpa tujuan tertentu. Pada kalimat (225) perulangan menyatakan intensitas, yaitu adanya keragaman.

Dapat dilihat bahwa tidak semua frase yang ada dapat atau biasa diulang KK-nya. Misalnya, pada kalimat (220), tidak lazim dikatakan baraja bajalan-jalan 'belajar herjalan-jalan', kalimat (221) juga tidak bisa dikatakan mancuho mamanciang-manciang 'mencoba memancing-mancing` dan kalimat (227) dapat dikatakan duduak-duduak manjaik 'duduk-duduk menjahit'. Jadi, ada kalanya yang dapat diulang itu KKį saja, sedangkan KK2-nya tidak diulang atau sebaliknya.


4.2.2.2.3 Arti Perulangan ((KK + KKet)}

Ada tiga macam, yaitu:

1) KKet cara melakukan KK (manner), selanjutnya disebut (KKetj)

2) KKet penunjuk waktu (KKet2)

3) KKet penunjuk tempat (KKet3)