yaitu: dasar pendidikan, kekayaan dan kepangkatan. Dasar pelapisan yang baru ini sedang dalam proses pelembagaan dan belum secara mantap terbeku ke dalam adat.
Pelapisan sosial samar.
Pelapisan sosial semua ini sesuai dengan pola pelapisan sosial samar akan dilihat dalam beberapa hal yaitu: dasar, bentuk, hubungan, dan kecendrungan perobahan.
1. Dasar pelapisan:
Dalam kehidupan komunitas masyarakat Bali masa lalu, dasar-dasar yang mewujudkan pelapisan sosial samar antara lain yang terpenting adalah: kekayaan, dan kepandaian.
Walaupun faktor kekayaan sebagai dasar untuk terwujudnya suatu sistem pelapisan sosial kurang begitu terbeku ke dalam adat, namun cukup kentara, bahwa golongan kaya, baik menurut pandangan sesama mereka maupun pandangan warga komunitas, pada umumnya mempunyai pola kehidupan tertentu yang secara vertikal (penilaian tinggi rendah) berbeda dengan golongan miskin pada masyarakat yang bersangkutan. Dalam kehidupan masyarakat Bali masa lalu, di mana ciri agraris adalah merupakan ciri dominan, tingkat kekayaan itu sering diukur melalui pemilikan tanah. Apabila hal ini dikaitkan dengan struktur masyarakat, tampak adanya kaitan positif antara pemilikan tanah dengan kekuasaan, sehingga dasar pelapisan menurut kekayaan ini bersifat saling menunjang dan saling tumpang tindih dengan dasar pelapisan menurut kekuasaan seperti yang telah diuraikan di depan.
Kepandaian juga tampak sebagai faktor yang mendasari sistem pelapisan sosial yang terwujud secara samar. Dalam sistem sosial masyarakat Bali masa lalu, terdapat sejumlah orang dengan memiliki kepandaian khusus tertentu. Kepandaian tersebut umum nya tidak didapat melalui pendidikan formnal, seperti misalnya: kepandaian yang berhubungan dengan bangunan (undagi), kepandaian yang berhubungan dengan kesenian (dalang, pregina), kepandaian yang berhubungan dengan pembuatan peralatan dari besi (Pande besi), kepandaian yang berhubungan dengan pengobatan (balian) dan lain-lain. Menurut pandangan warga komunitas, orang-orang dengan kepandaian khusus seperti itu dianggap menempati suatu ranking kedudukan tertentu yang lebih tinggi dengan orang kebanyakan dalam komunitas tersebut. Dalam kehidupan masyarakat Bali masa lalu, kepandaian yang diperoleh melalui pendidikan formal, juga merupakan dasar untuk terwujudnya lapisan sosial samar dalam masyarakat.
72