Halaman:Sistem Kesatuan Hidup Setempat Daerah Bali.pdf/73

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bila ayah nya wesya, maka semua anaknya adalah berkasta wesya, dan begitu juga, bila ayahnya sudra, maka semua anaknya adalah tergolong kasta sudra. Pelapisan sosial atas dasar kasta ini pada umumnya terdapat pada masyarakat Bali dataran dan tidak pada masyarakat desa Bali Aga.

Kekuasaan adalah juga merupakan dasar pelapisan yang penting dalam sistem pelapisan sosial masyarakat Bali masa lalu. Fenomena ini sangat kentara dalam kehidupan masyarakat Bali, tatkala di Bali berkembang sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan-kerajaan. Dalam sistem pemerintahan seperti itu, keluarga raja dan para kerabat dekat mereka adalah merupakan suatu golongan tersendiri yang dikatagorikan sebagai golongan bangsawan. Golongan bangsawan ini adalah merupakan lapisan tertinggi yang dilengkapi dengan berbagai ciri khusus yang secara jelas dan tajam membedakannya dari golongan-golongan lain yang berada pada jenjang pelapisan yang lebih rendah.

Bersumber pada kekuasaan yang sering mempunyai implikasi politik sosial dan ekonomi, lapisan bangsawan sebagai lapisan tertinggi sering menjadi pusat orientasi (orientasi vertikal) dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Masyarakat banyak (rakyat jelata) yaitu golongan yang menempati lapisan terbawah adalah merupakan golongan yang dalam banyak segi kehidupannya bersifat tergantung terhadap golongan diatasnya.

2. Bentuk pelapisan :

Struktur pelapisan menurut dasar keaslian dibedakan atas dua lapisan:

  1. Lapisan asli sebagai yang lebih tinggi.
  2. Lapisan tak asli sebagai lapisan yang lebih rendah.

Keanggotaan dari lapisan asli, dengan mengambil ilustrasi desa adat Tenganan Pegringsingan, adalah terdiri dari warga desa asli yang disebut wong Tenganan. Warga asli di Tenganan itu terdiri dari beberapa soroh seperti: Soroh sengiang, Soroh ngijeng, Soroh batu guling, Soroh batu guling Bali Aga, Soroh mbah buluh, Soroh prajurit, Soroh pande mas, Soroh pande besi, Soroh pasek, dan Soroh bendesa (31, 11).

63