Lompat ke isi

Halaman:Sistem Kesatuan Hidup Setempat Daerah Bali.pdf/52

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

cara-upacara di Bali digolongkan ke dalam lima macam yang disebut panca yadnya yaitu :

  1. Manusa yadnya, meliputi upacara daur hidup dari masa kanak-kanak sampai dewasa.
  2. Pitra yadnya, merupakan upacara-upacara yang ditujukan kepada roh-roh leluhur, meliputi upacara kematian sampai pada upacara penyucian roh leluhur.
  3. Dewa yadnya, merupakan upacara-upacara pada pura maupun kuil keluarga.
  4. Resi yadnya, merupakan upacara yang berhubungan dengan pentasbihan pendeta.
  5. Butha yadnya, meliputi upacara yang ditujukan kepada Bhuta dan kala, yaitu roh-roh di sekitar manusia yang dapat mengganggu (3,301).


Bahasa

Bahasa Bali, di samping bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat Bali. Bahasa Bali merupakan bahasa Ibu bagi kebanyakan penduduk pulau Bali. Peranannya cukup penting dan luas seperti :

  1. Dipergunakan sebagai alat komunikasi dalam hidup separi-hari di antara sesama orang Bali.
  2. Sebagai mata pelajaran dari tingkat pendidikan Sekolah Dasar sampai dengan SLTA pada sekolah-sekolah di Bali.
  3. Dipakai juga dalam karang mengarang dalam beberapa media massa dan lain-lain.

Bahasa Bali memiliki huruf tersendiri yang disebut aksara Bali. Pustaka lontar yang jumlahnya ribuan dan merupakan peninggalan yang sangat berharga itu ditulis dengan mempergunakan aksara Bali. Di Bali juga berkembang kesusastraan lisan dan tulisan, baik dalam bentuk puisi maupun prosa. Bahasa dalam garis besarnya memiliki dua buah dialek, yaitu dialek Bahasa Bali Dataran, dan dialek Bahasa Bali Aga. Dari segi suku bangsa, kedua jenis dialek itu tidak didukung oleh suku bangsa yang berbeda. Dialek Bahasa Bali Dataran dipergunakan oleh suku bangsa Bali yang kebanyakan tinggal di Bali bagian dataran dan pesisir. Dialek ini dibagi lagi atas delapan sub-dialek, sesuai dengan delapan daerah kabupaten di Bali, yaitu :

42