Lompat ke isi

Halaman:Siauw Ngo Gie 03.pdf/77

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

— 234 —

FATSAL XIV.


Djoestroe pada waktoe orang lagi bitjara begitoe, koenjoeng-koenjoeng di deket pintoe taman ada kadengaren soewara orang jang berseroeh : „Wan-ong”! Itoe soewara ada begitoe keras laksana goentoer, maka dengan njata bisa kadengaren oleh baginda keizer, jang mendjadi sangat goesar dan kasi perintah boewat tangkep dan ikat itoe orang jang brani berseroeh Wan-ong, kamoedian dibawa ka depan Liong-touw-kok boewat dipresiksa.

Tida antara lama kamoedian ampat penggawa kraton telah bawa seorang jang kaki dan tangannja terikoesas. Baginda keizer liat itoe orang toeboenja tinggi, kira lebih dari sapoeloe kaki. Moekanja seperti emas moedа, di kapalannja memakai ramboet jang terkepang, sedang pakaian­nja serba idjo. Sabagitoe lekas dateng dekat di depannja Liong-touw-kok, itoe orang lantas berloetoet dan mendjoera.

„Hamba ada perkara jang sangat penasaran,” kata ia. „Ini orang siapa, soed brani berseroeh Wan-ong di moeloet pintoe taman karadjaan!” menanja baginda Song Djin Tjong pada Pauw Kong.

„Hamba oendjoek bereta pada djongedjoengan,” berkata Pauw Kong sembari berloetoet, „bahoewa ini orang ada orang sabawahnja Tjiong Hiong dari Koensan, shee le bernama Sia, orang kasi ia satoe gelaran Kim-tong-boe-tek Tjiangkioen.

Makannja le Sia berseroeh wan-ong di moeloet pintoe taman, tersebab ia bersama Tjiong Hiong dan le Gi berkampoel di satoe tempat, di mana ia menjaksiken seorang perempoean goeda mengadep pada baginda keizer, biar poen tida dikemoedikan naik ke dalam istana. Maka sesoedahnja mendapat permenan emas, perak dan soerat-soerat, koetika ia koerang balik kaloear, semoea orang hatoerken silamat pada manita itoe.

Tatkala itoe lima pamoeda jang mendjadi rombongan katiga masoek ka dalam, satoe per satoe disoeroe pertoendjoekin ...