— 220 —
kamoedian itoe lima orang soeda dibawa dateng mengadep. Tan Lim kasi tanda soepaja Pek In Seng berloetoet dan dja- lanken peradatan sebagimana moestinja. Tapi ini lima orang boekannja berloetoet dengan berdejoer seperti adanja doeloe, hanja satoe per satoe berentet satoe dengan dari depan te- roes lempeng ka belakang.
Itoe semoea ada atas maoenja Tjhio Peng. Ia sengadja taro orang jang romannja djelek di sebelah belakang. Baginda keizer lantas kasi prentah soepaja Pek In Seng mengangkat badanja. Itoe anak moeda lantas menoeroet dengan mata meliai ka bawah.
Keizer Song Djin Tjong setelah meliat pada In Seng, lan- tas djadi terkenang pada kadaan doeloe hari. Ia djadi da- pat inget pada Pek Giok Tiong jang dateng menoelis sairan di Liong-tou-kok. Sebab itoe anak moeda poenja roman dikit banjak ada mirip sama iapoenja roman doeloe, djento merasa lagi baginda keizer mendjadi sedih dan ampir sadja ia menoephkan aer mata. Koetika baginda keizer mem- batja itoe daftar nama, ia lihat gelarannja Pek In Seng ada Giok-bian-siauw-Tjoan-tjoe (Tjoan Tjoe ada namanja soearang gagah di djaman Tjienkok jang berbakti pada orang toeanja). Lantas baginda keizer tiao bahaowa In Seng ada satoe anak jang berbakti pada itoeho. Ini sama soedah mendjadikan baginda keizer mendjadi senang dan mesra. Sebab pribhaksa ada bilang: namratni sia moe setia keloewar dari keloewarwar ang berbekti. Dalam itoe daftar ada disengoendjoekan ia pande menggoenakan golok. Itoe waktoe baginda keizer lantas kasi soedah Pek In Seng tjobat pertoendjoekan idjoem ilmu golok.
Tan Lim lantas menghampiri pada itoe anak moeda dan berkata: „Baginda keizer kasi prentah soepaja koe pertoe- ndjoekin kao poenja ilmu silat golok“.
Pek In Seng lantas menoengkoer pada Tan Tjongkwan dan berkata: „Ini waktoe akoe tida membawa sendjata.“
„Kaoe poenja sendjata ada di mana?“ menanja Tan Lim. „Ada di sebelah loewar pintoenja ini taman.“