— 183 —
roemahnja Lou Khay. Di satengah perdjalanan ada beberapa spion pasoekan jang balik mengasi kabar, bahoewa di sabelah depan, deket satoe gomboelan pohoean, orang-orang dari koeloewarga Lou lagi bertaroeng sama tiga orang. Liong Tho dan Yauw Beng setelah mendenger itoe kabar, lantas sadja berseroeh dengan keras dan madjoe ka depan dengan tjepat.
Yo Peng Boen Tjongpeng lantas kaloewarken prentah sepoeaja pasoekan, baletantarinja terpentjat menoeroeng merroepaken satoe kalangan boender dan djangan kasiken batang satoe pendjahat bisa melariken diri. Ia sendiri lantas toeroen dari iapoenja toenggangan dan membawa iapoenja satoe toembak pandjang, madjoe menerdjang pada orang-orangnja Lou Khay jang lagi mengeroeboetkan Pang Jan, Louw Tien dan Ngai Houw. Di laen fihak itoe pasoekan baletanta-ra negeri, lantas madjoe menerdjang dan tangkep-tangkepin itoe kawanan pendjahat.
Samentaran Han Tjiat dan Touw Soen pimpin iapoenja orang-orang mengikoet Liong Tho dan Yauw Beng memberi bantoean pada itoe tiga orang jang dikoepoeng, jang setelah mendapet toea marika itoe ada orang-orang sendiri, lantas sadja djaadi sangat girang dan bersemangat. Liong Tho setelah melihat pada Lo Sjin, hatinja merasa djeli dan tidak brani bertarampa padanja, sebab ia poen soeda tao bahoewa itoe prampoean ada mempoenjai ilmoe tinggi.
„Hei, kaoe orang sekalian,” berseroeh Pang Jan, „moesti berhati, di sabelah Barat-oetara dengan mengadep ka Timoer-selatan, tapi djanggan sablikan, sebab di sana, ada goeboeg-goeboeg itoe ada sama sangat berbahaja.”
Pasoekan baletantara negeri semoeanja tersentak, menoeroeti sabdanja orang-orangpang Pang Jan. Di antaranja, Yauw Beng jang paling hebat serbannja, lantas membawa gomboelan orang dengan soerat besar, dan kali bertempo dengen masgoe dan koeboer koeboer jang soeda di goedjoek sempoerna djaadi lentoran terlepas dari pemoetongan.” Orang-orangnja Lou Khay koetika melihat ada peng-