Lompat ke isi

Halaman:Siauw Ngo Gie 02.pdf/8

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 86 —

lebih djaoe kaoe berdoewa poenja asal-oesoel dan apa sebabnja maka maoe memboenoeh padakoe. Tjobalah sekarang kaoe orang tjeritaken dengen terang.”

„Kita berdoewa ada mempoenjai sakit hati jang sanget besar pada kaoe," kata itoe doewa orang, "jaitoe pemboenoehan atas dirinja kita poenjajah. Saorang lelaki jang hidoep dalem ini doenia, apabila tida bisa membales sakit hatinja iapoenja ajah, boleh dibilang masi lebih rendah dari satoe binatang."

„Kaoe berdoewa sasoenggoenja ada bangsa kasar dan pendek pikiran." menjelak Tie Hoa dari satoe pinggiran. "Sebenernja kaoe orang kena disesatken oleh Lie Thian Siang dengan iapoenja tjerita djoesta, tapi sebaliknja kaoe maoe pertjaja itoe obrolan kosong. Ia sengadja obor-obor kaoe berdoewa dengan itoe tjerita djoesta soepaja kaoe orang dengan ridla hati dateng melakoeken pemboenoehan di sini, dan inilah yang dinamaken pindjem tangan boewat memboenoeh orang.

„Tatkala itoe dorna bitjara sama kaoe orang, akoe poen mendengerin di sebelah loewar. Katanja kaoe poenja ajah telah diboenoeh mati oleh Tian Him Hoei, apa boekannja begitoe ?"

„Ja, bener begitoe," kata itoe doewa soedara Heng dengan berbareng. "Tapi ada lagi soeatoe hal laen. apa kita poenja oewang djoega kaoe jang tjolong."

„Itoe oewang akoe jang ambil," menjelak Kok In Hoei, "Kaoe orang djangan terka orang jang tida berdosa."

„Kaloe begitoe," kata Heng Djoe Liong, "sabenernja kita poenja ajah tjara bagimana matinja ?"